BRICS Percepat De-Dolarisasi, China Lepas Aset Dolar AS Rp860 Triliun

BRICS Lanjutkan Aksi Dedolarisasi, China Jual Dolar AS Rp860 Triliun

Bank-bank di China bantu nasabahnya untuk melepas mata uang asing senilai USD 51,8 miliar, atau sekitar Rp 860 triliun. Ini merupakan jumlah penjualan tertinggi sejak tahun 2020. Sebagai anggota BRICS, China saat ini berada di garis depan dalam aksi jual dolar Amerika Serikat. Hal ini seiring dengan meningkatnya optimisme terhadap mata uang yuan, seperti dilaporkan Bloomberg.

Pemberi pinjaman di negara itu mencatat penjualan valas bersih yang sangat besar atas nama nasabahnya sepanjang bulan September. Nasabahnya termasuk importir, eksportir, dan investor yang menanamkan modal di aset keuangan luar negeri.

Grafik dari Bloomberg memperlihatkan lonjakan konversi mata uang, didorong oleh pertumbuhan ekspor yang kuat di bulan September. Langkah ini membantu menutupi arus keluar dari investasi surat berharga, karena lembaga keuangan asing terus mengurangi kepemilikan obligasi domestik. Sebagai anggota BRICS, China dan yuan-nya semakin unggul dibandingkan dolar AS di tengah ketegangan perdagangan yang memanas.

Perusahaan-perusahaan China menunjukkan optimisme akan penguatan yuan, sejalan dengan ambisi negara itu untuk menginternasionalisasi mata uangnya. "Surplus bersih dalam penyelesaian valuta asing menunjukkan peningkatan arus modal masuk ke China yang membantu menopang yuan, sementara konversi oleh eksportir juga naik," kata Kepala Riset Asia di ANZ Bank, Khoon Goh, seperti dikutip dari Watcher Guru, Minggu (26/10).

MEMBACA  Pembersihan Cesium-137 di Cikande Ditargetkan Rampung Dua Minggu