Presiden Brasil Puji Inisiatif Indonesia Gelar Konferensi Asia-Afrika 1955
Jakarta (ANTARA) – Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva memuji Indonesia atas inisiatifnya menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung, Jawa Barat. Konferensi ini mempersatukan negara-negara berkembang untuk memperkuat kepentingan bersama.
Dalam konferensi pers bersama Presiden Indonesia Prabowo Subianto, Lula juga menyambut Indonesia sebagai anggota penuh terbaru kelompok ekonomi BRICS setelah bergabung Januari tahun ini.
“Menyambut Indonesia sebagai anggota BRICS seperti membuka rumahku untuk teman lama,” kata Lula di Palácio do Planalto, Brasília, Brasil, Rabu (9 Juli), menurut pernyataan kantor Prabowo pada Kamis.
Mengenang Konferensi Bandung yang bersejarah, Lula menekankan peran panjang Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan negara-negara Global Selatan. Dia menyebut konferensi itu sebagai momen penting dalam memperjuangkan tatanan internasional yang lebih adil.
Pemimpin Brasil itu juga memuji Presiden Prabowo karena menolak penggunaan kekerasan dalam hubungan internasional dan mendorong keadilan global di KTT BRICS ke-17 baru-baru ini.
Dia menambahkan, Brasil dan Indonesia memiliki sikap yang sama dalam menyelesaikan konflik lewat dialog.
“Seperti Brasil, Indonesia konsisten berpendapat bahwa dialog satu-satunya jalan keluar dari perang di Ukraina. Saya berterima kasih kepada Presiden Prabowo atas partisipasi Indonesia dalam Kelompok Sahabat untuk Perdamaian, yang diinisiasi China dan Brasil,” ujarnya.
Soal hubungan bilateral, Lula menyebut kedua negara memiliki tujuan serupa dalam mengatasi kemiskinan, kelaparan, dan perubahan iklim.
Dia juga memuji program Makanan Bergizi Gratis Indonesia, yang bertujuan meningkatkan gizi anak sekolah, balita, ibu hamil, dan menyusui di seluruh negeri.
Menyinggung kerja sama antarwilayah, Lula mendorong hubungan lebih kuat antara Amerika Selatan dan Asia Tenggara.
Berita terkait:
Prabowo: Indonesia pelajari kesuksesan teknologi pertanian Brasil
Prabowo: Indonesia dukung Brasil dalam reformasi PBB untuk kesetaraan
Penerjemah: Mentari D, Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025