Jakarta (ANTARA) – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia telah meningkatkan pengawasan makanan dan minuman menjelang Ramadan untuk memastikan keselamatan masyarakat dan memudahkan ibadah umat Muslim.
“Selama bulan puasa, kami akan meningkatkan pengawasan makanan dan minuman, terutama terkait dengan keberadaan zat berbahaya seperti borak, formalin, atau bahkan plastik,” kata Kepala BPOM Taruna Ikrar pada Jumat.
Beliau menekankan bahwa peningkatan pengawasan akan mencakup berbagai produk makanan dan minuman, termasuk barang kadaluwarsa dan camilan yang biasa dikonsumsi untuk berbuka puasa.
“Kami juga akan memperketat pemantauan sebelum Ramadan untuk memastikan makanan berbuka puasa aman. Kami ingin menjamin hal tersebut,” katanya.
Ikrar mencatat bahwa 76 unit pelaksana teknis (UPT) BPOM di seluruh Indonesia akan membantu meningkatkan pemantauan makanan dan minuman sebelum Ramadan.
“Kami memiliki 76 UPT dari Sabang hingga Merauke, dengan 6.700 karyawan bekerja keras untuk ini,” katanya.
Beliau menambahkan bahwa personel BPOM akan melakukan pemeriksaan langsung di pasar, fasilitas produksi makanan, toko, dan minimarket untuk memverifikasi keamanan bahan makanan dan minuman.
“Kami akan langsung pergi ke pasar-pasar,” katanya.
Terkait upaya efisiensi anggaran pemerintah, beliau menjamin bahwa BPOM akan terus beroperasi secara optimal demi kesejahteraan masyarakat.
“Dalam hal anggaran, kami berkomitmen untuk bekerja secara efisien. Meskipun terbatas anggaran, BPOM akan berfungsi secara optimal karena kami percaya efisiensi bukan untuk kepentingan pribadi tetapi untuk kebaikan yang lebih besar,” tegasnya.
“Kami akan memastikan kesuksesannya dan patuh pada instruksi Presiden,” tambahnya.
Berita terkait: Prabowo memerintahkan menteri untuk menurunkan harga barang pokok menjelang Ramadan
Berita terkait: Menteri desak pemantauan harga barang jelang Ramadan
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2025