Seorang warga Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melintasi jalan yang tergenang hingga kedalaman 100-an meter. (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
jateng.jpnn.com, KUDUS – Kepala Pelaksana BPBD Kudus Mundir mengatakan hingga kini tercatat tujuh korban meninggal di lokasi banjir. “Dari jumlah sebanyak itu, tiga korban meninggal diantaranya karena kecelakaan di air saat naik sampan di Desa Kirig, Kecamatan Mejobo. Kemudian ada yang meninggal karena tenggelam dan tersetrum listrik,” katanya, Selasa (19/3).
Dia menjelaskan bahwa korban meninggal karena tenggelam yang baru ditemukan pada Senin (18/3), merupakan pengungsi ketika hendak menengok kandang bebek di Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, dengan menyeberangi sawah yang banjir berjarak sekitar 300 meter dari Jalan Lingkar Selatan Kudus pada Minggu (18/3). “Korban akhirnya bisa ditemukan pada Senin (18/3) pukul 16.05 WIB dalam kondisi meninggal dunia, yang diduga karena tenggelam,” ujarnya.
Selain itu ada kasus warga Desa Temulus yang menyusuri jalan yang tergenang karena tidak mengetahui jalannya berbelok, akhirnya terperosok dan tenggelam karena genangan banjir cukup dalam. Kemudian kasus lainnya karena hendak memanen cabai dengan melintasi genangan banjir, tetapi nahas tenggelam. Untuk itu, kata Mundir, pihaknya mengimbau warga tidak beraktivitas di lokasi banjir guna mengantisipasi kembali jatuhnya korban jiwa. “Kalaupun berada di pengungsian, sebaiknya tidak perlu pulang ke rumah ketika aksesnya masih tergenang banjir guna menghindari jatuhnya korban jiwa. Demikian halnya, warga yang memiliki kepentingan tertentu di lokasi genangan lebih baik ditunda,” ujarnya.
BPBD Kudus mengimbau kepada warga untuk tidak bermain di lokasi banjir. Pasalnya sudah ada 7 korban meninggal akibat tenggelam dan tersengat listrik.