Bolehkah salat Dhuha dilakukan secara berjamaah? Bagaimana aturannya dalam Islam? Seperti kita tahu, salat Dhuha adalah salah satu salat sunnah yang sangat dianjurkan karena punya banyak kelebihan.
Dalam sebuah Hadis Qudsi, Allah memerintahkan manusia untuk tidak meninggalkan empat rakaat salat di waktu Dhuha. Secara bahasa, Dhuha artinya awal waktu siang. Sedangkan dalam ilmu fiqih, salat Dhuha adalah salat sunnah yang dilaksanakan mulai dari matahari terbit setinggi satu tombak sampai waktu matahari bergeser ke barat.
Salat ini paling sedikit dikerjakan 2 rakaat. Untuk jumlah maksimumnya ada perbedaan pendapat. Menurut Mazhab Syafi’i, Hanbali, dan Maliki yaitu 8 rakaat. Sementara Mazhab Hanafi mengatakan maksimal 12 rakaat.
Kembali ke pertanyaan tadi, apakah salat Dhuha boleh dilakukan berjamaah? Imam an-Nawawi, seorang ulama besar Mazhab Syafi’i, menjelaskan:
“Sudah disebutkan bahwa salat sunnah tidak dianjurkan untuk berjamaah, kecuali salat Ied, salat Gerhana, salat minta hujan, salat Tarawih, dan salat Witir. Untuk salat sunnah lain seperti salat Rawatib, salat Dhuha, dan salat Mutlaq, tidak disunnahkan berjamaah. Tapi jika dilakukan berjamaah, hukumnya tetap boleh dan tidak makruh. Imam Syafi’i mengatakan tidak apa-apa jika salat sunnah dikerjakan secara berjamaah.” (Kitab Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab)
Jadi kesimpulannya, salat Dhuha sebaiknya dikerjakan sendiri-sendiri (Munfarid) tanpa berjamaah. Tapi kalau ada yang melakukannya secara berjamaah, hukumnya tetap boleh.
Waktu yang paling baik untuk melakukan salat Dhuha adalah sekitar jam 9 pagi ke atas. Sebab para ulama mengatakan waktu utamanya adalah setelah seperempat siang berlalu atau ketika matahari sudah mulai panas.
Dalam sebuah Hadis, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ صَلَاةَ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ
Artinya: “Salat-nya orang yang taat (salat Dhuha) adalah saat anak unta merasakan panasnya pasir.” (HR Ahmad)