Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta pemerintah kabupaten Flores Timur untuk memastikan semua warga diungsikan dari daerah rawan bencana Gunung Lewotobi Laki-laki, setelah terjadi letusan besar pada Jumat malam.
Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan bahwa hingga saat ini masih ada warga di desa Boru yang enggan mengungsi dari daerah rawan bencana, meski aktivitas vulkanik meningkat dan statusnya Siaga IV.
“Gunung ini tidak lagi aman. Semua warga harus mengungsi dari zona bahaya. Tidak ada yang boleh pulang ke kampung halaman,” katanya dalam rapat terbatas dengan pemkab Flores Timur yang diikuti secara daring dari sini pada Sabtu.
BNPB juga mendorong percepatan pembangunan rumah sementara fase III agar semua pengungsi bisa segera dipindahkan dari tenda darurat. Dari 100 unit rumah sementara yang direncanakan, 68 telah selesai dibangun.
BNPB menargetkan semua warga terdampak bisa pindah ke rumah sementara pada pertengahan Agustus 2025 untuk menghindari risiko lebih lanjut dari aktivitas vulkanik.
Sejak awal 2024, Gunung Lewotobi Laki-laki sudah enam kali berstatus Siaga.
Gunung setinggi 1.584 meter ini dikenal sering meletus secara eksplosif dan berpotensi menghasilkan aliran lava serta awan panas.
Letusan pada Jumat lalu termasuk yang terbesar tahun ini, dengan kolom abu mencapai ketinggian 18 kilometer dari puncak kawah. Beberapa jam kemudian, terjadi letusan lagi dengan kolom abu setinggi 10 kilometer.
Aktivitas vulkanik ini berdampak luas, bahkan sampai ke selatan Nusa Tenggara Timur.
Berita terkait: Penerbangan di Bandara Kupang dibatalkan setelah letusan Lewotobi
Berita terkait: Letusan Lewotobi ganggu penerbangan domestik di Ngurah Rai
Berita terkait: Gunung Lewotobi Laki-laki meletus lagi, semburkan kolom abu 18 km
Penerjemah: M. Riezko Bima Elko Prasetyo, Katriana
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025