Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan telah melakukan respons darurat yang cepat untuk menangani tanah longsor yang menerjang sebuah desa di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada tanggal 13 November.
Menurut BNPB, dua puluh warga Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, dilaporkan masih hilang hingga hari Jumat.
“Presiden menyampaikan belasungkawa. Beliau menginstruksikan BNPB untuk menurunkan personil ke lokasi dan membantu menyelesaikan penanganan tanah longsor di Majenang hingga masa tanggap darurat berakhir,” ujar Budi Irawan, Deputi Bidang Penanggulangan Bencana BNPB, dalam sebuah pernyataan yang diterima pada hari Sabtu.
Dalam rapat koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap pada hari Jumat, dia mencatat bahwa 512 personil gabungan telah diterjunkan, termasuk dari Basarnas, TNI, dan organisasi relawan.
BNPB juga telah menambah alat berat yang dikerahkan menjadi delapan unit dan mendatangkan anjing pelacak (K-9) untuk mempercepat pencarian korban tanah longsor.
“Kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi melalui dapur umum dan posko kesehatan yang telah beroperasi untuk melayani warga dan personil SAR,” katanya.
Operasi pencarian korban hilang dilakukan dengan hati-hati karena medan yang sulit dan hujan ringan hingga sedang yang masih turun, yang membuat daerah itu sangat rentan terhadap longsoran susulan.
Sementara itu, beberapa keluarga yang tinggal dekat lokasi longsor juga telah mengungsi sementara ke lokasi yang lebih aman dengan bantuan tim gabungan.
BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada karena hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi hingga Minggu, 16 November, terutama di wilayah cekungan Majenang yang rawan tanah longsor.
Berita terkait: Tanah longsor Cilacap: Pemerintah akan segera relokasi 28 kepala keluarga, kata BNPB
Berita terkait: BNPB kerahkan tim respons cepat untuk banjir dan tanah longsor di Sukabumi
Penerjemah: M Riezko, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025