Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi gempa bumi berkekuatan 6,4 magnitudo di wilayah Sarmi, Papua Utara, pada hari Minggu pukul 12:16 a.m. Waktu Indonesia Barat. Gempa ini dipicu oleh sesar dorong di zona Anjak Mamberamo pada kedalaman 50 kilometer.
“Ini adalah jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar dorong di zona Anjak Mamberamo,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di sini pada hari Minggu.
Daryono juga memperbarui informasi tentang gempa bumi tersebut, yang awalnya memiliki magnitudo 6,5 di daerah timur laut Kobagma, Papua Pegunungan, menjadi magnitudo 6,4 di wilayah Bonggo, Kabupaten Sarmi, Papua.
“Epusenter gempa bumi terletak di lintang selatan 2,96 dan bujur timur 139,42 atau tepatnya berada di daratan sejauh satu kilometer di selatan Bonggo, Sarmi, Papua, dengan parameter magnitudo 6,4 yang diperbarui,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa gempa ini berdampak dan dirasakan di wilayah Kabupaten Jayapura dengan skala intensitas III-IV MMI (modified mercalli intensity), yang berarti jika gempa terjadi pada siang hari, akan dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah.
Gempa ini juga dirasakan di wilayah Kota Jayapura dengan skala III MMI, yang berarti getarannya dirasakan jelas di dalam rumah dan getaran tersebut terasa seolah-olah ada truk yang lewat.
Hingga pukul 12:42 a.m, pemantauan BMKG menunjukkan adanya satu kali gempa susulan.
“Tidak ada laporan kerusakan yang disebabkan oleh gempa ini,” tegas Daryono.
Ia mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan stabilitas bangunan sebelum Anda kembali ke rumah,” ujarnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang kebenarannya tidak dapat dibuktikan.