BKKBN menekankan pentingnya perencanaan sebelum hamil hingga lima tahun untuk mencegah stunting

Jakarta (ANTARA) – Pencegahan stunting dimulai dari sebelum kehamilan, sebelum kehamilan, dan terus berlanjut hingga anak berusia 59 bulan (lima tahun), menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). “Stunting tidak hanya terkait dengan setelah melahirkan, tetapi terjadi jauh sebelum seorang anak lahir karena risiko gangguan pertumbuhan terjadi di dalam kandungan,” kata Nopian Andusti, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, dalam diskusi online pada hari Selasa. Oleh karena itu, upaya pencegahan stunting, tambahnya, perlu dilakukan mulai dari periode sebelum kehamilan hingga anak berusia 59 bulan. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, strategi nasional untuk percepatan penurunan stunting terdiri dari upaya untuk mengurangi prevalensi stunting dan meningkatkan persiapan untuk kehidupan keluarga, informasi Andusti. Strategi ini juga bertujuan untuk memberikan nutrisi yang cukup, meningkatkan manajemen orangtua, meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, serta memperluas akses air minum dan sanitasi. Andusti mengatakan bahwa ia percaya penting bagi calon orangtua, pengantin, dan pengantin untuk memahami kesehatan reproduksi dan perencanaan kehidupan keluarga. “Penting bagi calon orangtua atau pengantin dan pengantin untuk memiliki pemahaman dan rencana kehidupan keluarga yang baik, serta kesadaran bersama dalam keluarga untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa orangtua dan semua pihak memiliki tanggung jawab penting dalam merawat balita dan anak-anak, sehingga hal ini perlu menjadi perhatian utama. “Jika terjadi kesalahan dalam metode pengasuhan dari awal, maka hal ini akan memiliki dampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan,” tandasnya. Ia mengatakan bahwa orangtua dan keluarga, sebagai pengasuh pertama dan utama, memainkan peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia. “Kita harus memahami dan memfasilitasi interaksi positif yang dibutuhkan anak-anak, mengingat pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan untuk masa depan anak-anak Indonesia,” katanya, menambahkan bahwa orangtua dan keluarga perlu memperoleh keterampilan dan pengetahuan dalam pengasuhan. Andusti mengatakan bahwa Direktorat Pembinaan Keluarga Balita dan Anak BKKBN sedang menjalankan Program Pembinaan Keluarga Balita (BKB), yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam merawat dan membesarkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia menekankan pentingnya advokasi, promosi, komunikasi, informasi, dan pendidikan tentang pengasuhan dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak untuk percepatan penurunan stunting. Upaya ini juga penting untuk meningkatkan komitmen, pemahaman, dan upaya untuk menciptakan sumber daya manusia terbaik, serta untuk mengamankan anggaran stunting yang didedikasikan di tingkat regional dan mengeksplorasi peluang pendanaan tambahan yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berita terkait: Bapanas akan mengembangkan 175 desa gizi seimbang yang beragam Berita terkait: Konseling pernikahan membantu menekan prevalensi stunting: Kementerian.

MEMBACA  Bank DKI Berpartisipasi dalam Program Pemberian Gizi Cukup untuk Penanganan Stunting di Jakarta