Rabu, 5 November 2025 – 15:36 WIB
Jakarta, VIVA – Pasar kripto terguncang di minggu pertama bulan November 2025. Harga Bitcoin anjlok hingga menembus level psikologis US$100.000 atau sekitar Rp1,67 miliar (estimasi kurs Rp 16.710 per dolar AS) pada Selasa malam waktu Amerika Serikat (AS), 4 November 2025.
Baca Juga:
Bursa Asia Ambruk Susul Koreksi Tajam Wall Street Imbas Anjloknya Emiten Saham AI
Bitcoin tercatat turun sekitar 5 persen ke posisi US$100.893 dan bahkan sempat mencapai level terendah harian di US$99.966. Koreksi harga aset digital termahal di dunia ini terjadi pertama kalinya sejak 23 Juni 2024 seiring meningkatnya sentimen kehati-hatian di pasar modal global.
Ether, kripto terbesar kedua, juga mengalami tekanan yang lebih dalam dengan koreksi hampir 9 persen ke level US$3.275. Berdasarkan pantauan VIVA hingga pukul 15.14 WIB pada Rabu, 5 November 2025, harga Bitcoin sudah kembali ke level US$101.683 namun masih terkoreksi 2,16 persen dalam 24 jam terakhir.
Baca Juga:
Peluang IHSG Reli Terbuka Lebar, Intip 5 Rekomendasi Saham Potensial Cuan
Tekanan terhadap Bitcoin terjadi di tengah kekhawatiran investor mengenai valuasi pasar saham yang dianggap sudah terlalu tinggi, terutama saham-saham teknologi yang terdorong oleh isu kecerdasan buatan (AI). Nasdaq Composite, indeks yang penuh dengan saham teknologi, terkoreksi lebih dari 1 persen pada hari yang sama.
Baca Juga:
Pasar Kripto Terkonsolidasi Respons 2 Hal Ini, Indodax Ungkap Prilaku Investor Bijak
“(Reli) Bitcoin dan pasar kripto secara umum sudah selesai. Bahkan dengan pertumbuhan stablecoin, peningkatan volume (aset fisik) dan Bitcoin yang semakin berperilaku seperti penyimpan nilai institusional, pasar tidak peduli. Kabar buruk sangat buruk bagi kripto saat ini dan kabar baik hampir tidak berpengaruh,” ujar Pendiri Codex (platform stablecoin berbasis Ethereum), Haonan Li, dikutip dari CNBC Internasional pada Rabu, 5 November 2025.
Di sisi lain, analis Compass Point, Ed Engel, juga menyoroti menurunnya minat investor ritel untuk membeli di harga rendah yang sebelumnya menjadi penyokong kebangkitan kripto saat koreksi terjadi. Dia memperingatkan adanya potensi pelemahan lebih lanjut jika investor jangka pendek ikut menutup posisi mereka.
Meskipun ada level dukungan teknikal di sekitar US$95.000, Engel berpendapat tidak banyak sentimen yang bisa mendorong kenaikan dalam waktu dekat. Apalagi, pola musiman yang biasanya membuat harga Bitcoin menguat pada bulan Oktober tidak terjadi tahun ini, mengingat tren pelemahan justru berlanjut selama beberapa minggu terakhir.
Halaman Selanjutnya
“Dengan investor jangka pendek masih menjual, hal ini menimbulkan risiko penurunan lebih lanjut jika mereka menyerah lebih lanjut,” tulis Engel.