Bio Farma Perkuat Pengembangan Vaksin Global Melalui DCVMN

Jakarta (ANTARA) – Perusahan BUMN farmasi, Bio Farma, memperkuat pengembangan vaksin global melalui perannya dalam Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN). Hal ini menunjukan pengaruh Indonesia yang semakin besar dalam kolaborasi kesehatan global.

Presiden Direktur Bio Farma, Shadiq Akasya, menyatakan bahwa keterlibatan aktif perusahaan dalam DCVMN mencerminkan transformasi Indonesia. Dari yang sebelumnya menerima teknologi kesehatan global, kini menjadi kontributor yang membentuk standar dan inovasi vaksin internasional.

“Partisipasi aktif para ahli Bio Farma dalam grup kerja DCVMN menunjukkan komitmen Indonesia untuk mendorong inovasi dan menetapkan patokan baru dalam pengembangan vaksin global,” kata Shadiq dalam pernyataannya pada Kamis.

Dia menambahkan bahwa keterlibatan ini merupakan langkah nyata menuju tercapainya kemandirian dan ketahanan kesehatan yang merata.

Sebagai pendorong kolaborasi vaksin di antara negara-negara berkembang, para ahli Bio Farma telah memainkan peran aktif dalam beberapa grup kerja DCVMN. Mereka berkontribusi dengan pengetahuan dan pengalamannya untuk membentuk kebijakan serta praktik vaksin global.

Para ahli Bio Farma yang terlibat antara lain Rini Mulia Sari (Grup Kerja Uji Klinis), Taufik Wilmansyah (Grup Kerja Rantai Pasok), Acep Riza Wijayadikusumah (Grup Kerja Desain Eksperimen), Viska Indriani (Wakil Ketua, Grup Kerja Farmakovigilans), Indra Gunawan Setiadi (Grup Kerja Ilmu Manufaktur), Irma Riyanti (Grup Kerja 3R/Replace, Reduce, Refine), dan Dea Marsendah (Grup Kerja Pelatihan).

Perusahaan juga menyatakan bahwa partisipasinya bertujuan untuk memperkuat kolaborasi, meningkatkan pembangunan kapasitas, dan mempromosikan akses yang setara terhadap vaksin yang aman dan terjangkau bagi negara-negara berkembang.

Bio Farma akan menjadi tuan rumah bersama Pertemuan Tahunan ke-26 DCVMN di Bali pada tanggal 29 hingga 31 Oktober 2025. Acara ini akan menghimpun produsen vaksin dan mitra kesehatan global untuk membahas inovasi, alih teknologi, harmonisasi regulasi, dan keberlanjutan industri.

MEMBACA  WTO Memproyeksikan Penurunan Perdagangan Global Hingga 1,5% Tahun Ini

CEO DCVMN, Rajinder Suri, mengatakan bahwa jaringan itu mencatat lebih dari 115 kolaborasi antara tahun 2021 dan 2025. Ini termasuk 41 inisiatif Selatan-Selatan, yang mencerminkan peran negara berkembang yang semakin besar dalam memajukan kemandirian dan inovasi vaksin.

DCVMN adalah aliansi global yang terdiri dari 46 produsen vaksin dari 17 negara berkembang. Didirikan pada tahun 2000 untuk memperkuat kesehatan masyarakat melalui akses yang merata ke vaksin berkualitas tinggi. Jaringan ini bekerja sama erat dengan agensi kesehatan global seperti WHO, Gavi, CEPI, dan UNICEF untuk meningkatkan kapasitas teknis, regulasi, dan penelitian di antara anggotanya.

Berita terkait: Partisipasi Bio Farma di DCVMN berkontribusi untuk kesehatan global
Berita terkait: Bio Farma berkomitmen kembangkan kemandirian vaksin, ketahanan kesehatan

Reporter: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2025