Biksu Buddha Mendirikan Protes Kamp di London, Desak AS Berhenti Mendukung Israel

Loading…

Bhikkhu Buddha bernama Ajahn Santamano mendirikan kamp protes selama 24 jam di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di London. Dia menyerukan untuk menghentikan dukungan militer Amerika terhadap Israel dalam konflik Gaza yang sedang berlangsung, seperti dilaporkan oleh Anadolu Agency.

Ajahn Santamano telah berpartisipasi dalam demonstrasi pro-Palestina di berbagai wilayah di Inggris selama setahun terakhir. Dia terus berjaga di perkemahan tersebut, berinteraksi dengan para pejalan kaki dan mengorganisir protes untuk mengingatkan orang-orang tentang “keterlibatan” AS dan Barat dalam genosida tersebut.

“Amerika Serikat adalah pelaku utama genosida yang terjadi di Palestina ini,” tegas Santamano kepada Anadolu, mengutip dukungan senjata dan pendanaan AS yang terus berlanjut untuk Israel. Dia secara khusus mengkritik pemboman rumah sakit dan pembunuhan massal anak-anak.

Menjelaskan motivasinya melalui sudut pandang Buddha, Santamano berkata, “Dalam agama Buddha, kita berbicara tentang memiliki belas kasih untuk semua makhluk hidup. Ketika genosida benar-benar terjadi, saya merasa sangat penting untuk melakukan segala yang kita bisa sebagai manusia untuk mencoba dan menghentikannya.”

Meskipun mengakui bahwa organisasi Buddha institusional sebagian besar tetap bungkam mengenai konflik tersebut, dia mencatat bahwa kelompok-kelompok kecil bhikkhu dan praktisi individu telah aktif dalam mendukung perjuangan Palestina di seluruh Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat.

Perkemahan tersebut telah menjadi seperti yang digambarkan oleh Santamano sebagai “gelembung utopis”, yang menarik para pendukung dari berbagai latar belakang agama dan kelompok usia. “Ini adalah tempat yang inklusif dan ramah,” ujar dia.

Militer Israel yang brutal terus melancarkan serangan yang menghancurkan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

MEMBACA  Pekerja London batasi hari kerja di kantor karena biaya transportasi yang tinggi

\”