Bekerja Tanpa Henti, Penghasilan Menurun, dan Kewajiban Asuransi

Kamis, 20 Maret 2025 – 15:29 WIB

Tiongkok, VIVA – Di Tiongkok daratan, seiring dengan memburuknya tingkat pengangguran di berbagai sektor industri, semakin banyak individu yang beralih menjadi kurir pengiriman makanan. Meskipun pekerjaan ini sangat melelahkan, rendahnya persyaratan masuk menjadikannya pilihan menarik bagi banyak pengangguran yang menghadapi situasi sulit. Namun, dengan perekonomian Tiongkok yang sedang terpuruk, pendapatan para kurir semakin menyusut, sementara tekanan yang mereka hadapi semakin besar.

Baca Juga :

Kemajuan Militer Berisiko China dengan DeepSeek AI

Dilansir Financial Post, Kamis 20 Maret 2025, seorang kurir mengungkapkan rasa frustrasinya, mengatakan bahwa ia bekerja tanpa henti dari pagi hingga malam tetapi hanya menghasilkan sedikit lebih dari 200 yuan (sekitar Rp420.000). Ia menyebut bahwa saat itu sudah pukul 8 malam, tetapi masih banyak tanggung jawab yang harus ia pikirkan, seperti membeli mobil, rumah, menikah, dan memiliki anak. Ia merasa terbebani oleh semua kewajiban ini dan percaya bahwa hidupnya bukan lagi soal usaha, melainkan jalan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai, kondisi kerja bagi kurir pengiriman semakin berat. Salah satu kurir menggambarkan situasi di Shanghai sebagai sangat menekan, di mana pengiriman sejauh 3 km hanya menghasilkan tiga yuan (sekitar Rp6.000) per pesanan. Pekerjaan ini penuh dengan risiko, mulai dari kecelakaan lalu lintas, denda, hingga masalah tak terduga lainnya. Para pekerja ini berasal dari berbagai latar belakang, termasuk wanita muda berusia 20-an, lulusan universitas ternama, orang lanjut usia, dan veteran militer yang kesulitan mendapatkan pekerjaan di tempat lain. Meskipun upah rendah dan risiko tinggi, pesanan yang tersedia masih terbatas, sehingga banyak kurir menganggur bahkan di jam sibuk seperti saat makan siang.

MEMBACA  Akhirnya Saya Menonton The Last Airbender, dan Ternyata Tidak Sebanding

Baca Juga :

Xi Jinping Tolak Hadiri KTT Peringatan HUT Diplomatik Uni Eropa-Tiongkok

Di Beijing, pusat politik Partai Komunis Tiongkok (PKT), pekerjaan sebagai kurir tetap sangat menuntut. Seorang kurir mengungkapkan bahwa para pekerja pengiriman di Beijing berada di ambang kehilangan pekerjaan akibat kurangnya pesanan. Mereka bekerja keras hingga batas kemampuan hanya untuk bertahan hidup. Pada musim gugur 2024, di Hangzhou, Zhejiang, seorang kurir berusia 50-an tragis meninggal dunia setelah terjatuh dari skuter listriknya. Menurut seorang sumber, ia adalah tulang punggung keluarganya, mengantarkan lebih dari 100 pesanan per hari sambil hanya tidur tiga hingga empat jam setiap malam. Tragedi ini menggambarkan kerasnya kehidupan para kurir pengiriman dan sekaligus menantang narasi PKT yang menekankan bahwa kekayaan bisa diraih hanya melalui kerja keras.

Para kurir juga sering mengalami pelecehan dari petugas keamanan dan polisi lalu lintas. Di Zhangzhou, Hunan, seorang kurir kehilangan skuter listriknya setelah disita oleh petugas keamanan saat sedang mengantarkan makanan. Dalam keputusasaan, ia berlutut dan menyembah, memohon agar skuternya dikembalikan. Media resmi PKT melaporkan bahwa terdapat lebih dari 12 juta kurir pengiriman online yang terdaftar di seluruh Tiongkok daratan. Namun, karena sifat pekerjaan yang fleksibel dan tingginya tingkat pergantian pekerja, para kurir umumnya tidak memiliki kontrak kerja formal dan tidak mendapatkan jaminan sosial yang seharusnya mereka terima.

Baca Juga :

Viral Kurir Paket Ini Diancam Pembeli Pakai Parang Gegara Tak Sesuai Pesanan

Baru-baru ini, beberapa platform pengiriman seperti JD.com, Meituan, dan Ele.me mengumumkan rencana untuk memberikan asuransi sosial bagi kurir yang memenuhi syarat. Upaya ini diberitakan secara positif oleh media Tiongkok, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana para kurir sendiri memandang kebijakan ini. Pada 23 Februari 2025, sebuah komentar daring menyatakan, “Daripada mengatakan bahwa kurir membutuhkan asuransi sosial, lebih tepat mengatakan bahwa asuransi sosial membutuhkan kurir.”

MEMBACA  Perbankan Syariah Penting bagi Ekonomi Syariah Indonesia: Wakil Presiden Amin

Artikel tersebut mengungkap kenyataan pahit: saat ini terdapat 200 juta pekerja lepas di Tiongkok, di mana kurir pengiriman dan jasa ekspedisi merupakan bagian yang signifikan. Memasukkan mereka ke dalam sistem jaminan sosial dapat menyuntikkan puluhan miliar yuan ke Dana Asuransi Sosial setiap tahunnya. Lebih dari itu, data menunjukkan bahwa defisit Dana Jaminan Sosial Tiongkok terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, bahkan beberapa wilayah menghadapi ancaman kebangkrutan. Artikel tersebut berpendapat bahwa dorongan PKT untuk mendaftarkan kurir dalam sistem asuransi sosial bukan semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, melainkan lebih kepada upaya menutupi defisit Dana Jaminan Sosial.

Menurut laporan First Finance, sebuah media ekonomi Tiongkok, perkiraan dari lembaga keuangan menunjukkan bahwa jika semua kurir aktif didaftarkan ke dalam sistem asuransi sosial, biaya tahunan yang harus ditanggung oleh platform pengiriman akan mencapai 17,29% dari pendapatan mereka. Untuk mengatasi kekurangan besar dalam Dana Jaminan Sosial, PKT kini membebankan tanggung jawab keuangan ini kepada para kurir dan platform pengiriman.

Kondisi para kurir pengiriman di Tiongkok semakin genting. Seiring dengan dorongan PKT untuk mengadopsi kecerdasan buatan (AI) secara nasional dan percepatan kemajuan teknologi, dampak ekonomi dan sosial dari kebijakan ini sangat dirasakan oleh kelompok masyarakat yang paling rentan. Upaya untuk ‘memaksa’ kurir pengiriman membayar asuransi sosial tampaknya merupakan strategi yang dirancang untuk menutup defisit Dana Jaminan Sosial. Di tengah persaingan ketat demi mendapatkan pesanan yang semakin langka, para kurir dibiarkan berjuang di tengah kondisi ekonomi yang semakin keras.

Pertanyaan yang tersisa: apakah kebijakan ini benar-benar ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan kurir pengiriman, atau hanya sekadar cara PKT untuk mengatasi krisis keuangan dengan mengorbankan mereka yang paling tidak mampu membayarnya?

MEMBACA  Kerjasama dengan SF Sekuritas, MNC Asset Berencana untuk Menambah Jumlah Rekening Baru

Halaman Selanjutnya

Artikel tersebut mengungkap kenyataan pahit: saat ini terdapat 200 juta pekerja lepas di Tiongkok, di mana kurir pengiriman dan jasa ekspedisi merupakan bagian yang signifikan. Memasukkan mereka ke dalam sistem jaminan sosial dapat menyuntikkan puluhan miliar yuan ke Dana Asuransi Sosial setiap tahunnya. Lebih dari itu, data menunjukkan bahwa defisit Dana Jaminan Sosial Tiongkok terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, bahkan beberapa wilayah menghadapi ancaman kebangkrutan. Artikel tersebut berpendapat bahwa dorongan PKT untuk mendaftarkan kurir dalam sistem asuransi sosial bukan semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, melainkan lebih kepada upaya menutupi defisit Dana Jaminan Sosial.

Tinggalkan komentar