Bayangkan, Eks Pemain Timnas Indonesia Masih Terheran-heran dengan Pemberhentian Shin Tae-yong

Minggu, 19 Oktober 2025 – 12.03 WIB

Mantan pemain Persija Jakarta, Gunawan Dwi Cahyo, mengaku masih bingung dengan keputusan PSSI menggantikan Shin Tae-yong (STY) dengan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia.

Rasa herannya itu muncul setelah berita pemecatan Patrick Kluivert yang baru diumumkan PSSI pada Kamis, 16 Oktober 2025. Sebelumnya, PSSI secara resmi mengakhiri kerja sama dengan Kluivert dan semua staf pelatih dari Belanda melalui pemutusan kontrak bersama.

“PSSI menyampaikan apresiasi atas kontribusi seluruh anggota tim kepelatihan selama masa tugasnya,” tulis PSSI dalam situs resminya, dikutip pada Minggu.

Kluivert dipecat setelah gagal membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Tim Garuda kalah dari Arab Saudi dan Irak di babak kualifikasi keempat, sehingga mimpi untuk tampil di turnamen empat tahunan itu pun berakhir.

Pemecatan ini membuat publik kembali menyebut nama Shin Tae-yong. Banyak netizen berpendapat pelatih asal Korea Selatan itu seharusnya tidak diganti, apalagi dia sudah membangun tim selama empat tahun terakhir.

Gunawan juga mengaku tidak paham dengan alasan PSSI memecat STY karena masalah komunikasi. “Sebenarnya ada bahasa sepak bola. Jadi nggak harus satu bahasa, kecuali kalau kita ngobrol di ruangan dan harus tahu bahasanya,” ujar Gunawan Dwi Cahyo dalam program Apa Kabar Indonesia di tvOne, Minggu.

Menurut dia, dalam sepak bola bahasa tidak pernah jadi masalah karena selalu ada penerjemah. “Kalau masalah bertahan, menyerang, semua pemain pasti ngerti. Jadi sebenarnya komunikasi bisa saja,” tegas mantan bek Persija dan Timnas Indonesia itu.

Gunawan juga menilai sebagian besar pemain diaspora yang sekarang memperkuat Garuda sudah paham instruksi pelatih, baik dari STY maupun Kluivert. “Di dalam lapangan kita bisa komunikasi dengan caranya sendiri,” katanya.

MEMBACA  Review Baseus Inspire XH1: Keunggulan dengan Harga Terjangkau

Meski begitu, Gunawan menilai keputusan sudah terjadi dan Indonesia sekarang harus fokus mencari pelatih baru. Dia berharap pelatih yang dipilih nanti bisa dekat dengan para pemain, seperti almarhum Alfred Riedl.

“Waktu zaman Pelatih Riedl, meski disiplin tapi tetap bisa bercanda setelah latihan. Pemain jadi lebih hormat,” ujarnya menutup pembicaraan.