Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) telah mengusulkan pembentukan dana darurat nasional untuk operasi SAR yang bisa diakses dalam waktu 24 jam setelah bencana besar atau kecelakaan terjadi.
Kepala Basarnas Mohammad Syafii, dalam rapat dengan DPR di Jakarta pada hari Selasa, mengatakan dana ini diharapkan bersumber dari APBN melalui mekanisme pooling fund nasional atau sumber sah lainnya, seperti pinjaman luar negeri.
“Dana darurat ini sangat penting agar kami bisa bertindak cepat tanpa menunggu proses APBN yang biasa,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa dana ini akan mendukung operasi lintas wilayah dan internasional, termasuk evakuasi WNI di luar negeri.
Meningkatnya frekuensi bencana dan kecelakaan transportasi mendorong Basarnas memperjuangkan sistem pendanaan cepat untuk menyelamatkan jiwa.
Selain itu, kebijakan pemblokiran anggaran untuk efisiensi telah menjadi tantangan bagi Basarnas, yang saat ini mengoperasikan 45 kantor SAR, 77 pos SAR, dan 70 unit siaga di seluruh Indonesia dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Dia mencatat bahwa alokasi anggaran awal Basarnas tahun 2025 sebesar Rp1,49 triliun sempat diblokir sementara sebesar Rp409,14 miliar sebelum mendapat dua kali pelonggaran anggaran.
“Dengan adanya dana darurat, kami dapat segera mengerahkan personel dan peralatan di lapangan tanpa birokrasi yang berbelit,” katanya.
Syafii meminta dukungan legislatif untuk memastikan usulan ini dapat direalisasikan dengan cepat, guna memperkuat sistem tanggap darurat nasional.
Basarnas menargetkan tahun 2026 sebagai tahun untuk memperkuat sistem teknologi penyelematannya, yang didukung oleh anggaran sebesar Rp1,55 triliun atau sekitar US$92,8 juta.
“Teknologi akan menjadi tulang punggung operasi penyelamatan yang lebih cepat dan terkoordinasi,” ucapnya.
Untuk tahun anggaran 2026, Basarnas telah mengalokasikan Rp436,57 miliar untuk pemeliharaan fasilitas SAR darat, laut, dan udara, serta Rp63,07 miliar khusus untuk sistem komunikasi SAR.
Investasi ini mencerminkan komitmen instansi tersebut dalam meningkatkan kesiapan operasional, koordinasi, dan efektivitas dalam menangani bencana dan darurat di seluruh Indonesia.
Berita terkait: Basarnas Indonesia kesulitan rawat armada karena keterbatasan anggaran
Berita terkait: 5.000 orang ikuti pelatihan potensi SAR
Berita terkait: Indonesia konfirmasi 67 korban jiwa dalam runtuhnya gedung di Sidoarjo
Penerjemah: Prasetyo, Kenzu
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025