Banda Aceh, Aceh (ANTARA) – Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) menyatakan bahwa operasi pencarian korban di beberapa wilayah terdampak banjir di Aceh telah dinyatakan selesai, karena tidak ada korban yang ditemukan dalam beberapa hari terakhir.
“Operasi pencarian yang telah kami laksanakan selama sebulan terakhir telah diakhiri dan beralih ke fase pemantauan. Dalam beberapa hari terakhir, pencarian tidak membuahkan hasil,” ungkap Kepala Basarnas Banda Aceh Ibnu Harris Al Hussain di sini pada Kamis.
Dia menjelaskan bahwa operasi pencarian telah berlangsung selama 31 hari, dengan Kamis (25 Desember) menjadi hari terakhir dari upaya pencarian aktif.
Menurut dia, sebanyak 31 warga Aceh masih dinyatakan hilang. Mengingat sudah sebulan lebih bencana terjadi, harapan untuk bertahan hidup dianggap sangat kecil.
Dia menekankan, meskipun operasi pencarian telah berakhir, Basarnas akan melanjutkan upaya pemantauan dan akan segera mengerahkan tim pencarian dan pertolongan (SAR) jika ada korban yang ditemukan.
“Kami juga menghimbau masyarakat untuk segera melaporkan setiap temuan korban guna membantu proses evakuasi. Saat ini, tim SAR tetap siaga dan terus memantau lokasi-lokasi terdampak bencana,” katanya.
Banjir bandang dan tanah longsor yang dahsyat melanda tiga provinsi di Sumatra—Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat—pada akhir November 2025 akibat curah hujan dengan intensitas tinggi.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), per 25 Desember, jumlah korban jiwa dari bencana di ketiga provinsi tersebut telah mencapai 1.135 orang, dengan 503 kematian tercatat di Aceh.
Total jumlah rumah yang rusak mencapai sekitar 157.800 unit, dengan mayoritas berada di Aceh, yaitu sekitar 115.600 rumah.
Berita terkait: TNI AL kerahkan 20 kapal perang untuk respons bencana di Sumatra
Berita terkait: Modifikasi cuaca Indonesia kurangi hujan di Sumatra terdampak banjir: BNPB
Penerjemah: M Haris, Raka Adji
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025