Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan bahwa periode perputaran stok beras akan dijaga maksimal enam bulan untuk menjaga kesegaran dan kualitas beras yang didistribusikan ke masyarakat.
“Periode rotasi maksimal enam bulan sangat ideal untuk memastikan masyarakat menerima beras dalam kondisi terbaik,” kata Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Minggu.
Bapanas menyambut baik arahan dari Komisi IV DPR yang meminta perusahaan logistik negara, Bulog, untuk menjaga perputaran stok beras yang tepat di gudang-gudangnya guna menjaga kualitas beras.
Menurut Edhy, arahan ini sejalan dengan kebijakan Bapanas dalam menjaga kualitas Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang disimpan di gudang Bulog.
Dia menambahkan bahwa Bapanas akan terus memperkuat koordinasi dengan Bulog untuk mempercepat distribusi beras baik melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun program bantuan pangan.
Inisiatif Bulog untuk memperluas saluran distribusi ke berbagai kementerian, lembaga, koperasi, dan pemerintah daerah menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan BUMN dalam menyeimbangkan stok dan harga, kata Edhy.
“Kami menghargai upaya berkelanjutan Bulog untuk meningkatkan distribusi beras SPHP, termasuk dukungannya untuk program prioritas nasional seperti makanan bergizi gratis,” tambahnya.
Sinergi ini, lanjutnya, tidak hanya menjaga stabilitas harga tetapi juga membantu memastikan kelancaran peredaran stok di gudang sehingga hasil panen petani di tahun mendatang dapat diserap.
Berdasarkan catatan Bapanas, hingga akhir Oktober 2025, stok beras nasional yang dikelola Bulog mencapai 3,9 juta ton, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 4,2 juta ton yang dicapai pada Juni 2025.
Edhy menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan tonggak penting dalam menjaga cadangan pangan nasional yang aman dan kuat, yang juga perlu diimbangi dengan manajemen stok yang dinamis untuk mempertahankan kualitas beras.