Serang, Banten (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Banten berencana menormalisasi beberapa sungai pada tahun 2026 dengan anggaran diperkirakan mencapai Rp821 miliar (sekitar US$48,9 juta). Tujuannya untuk mendukung upaya pengendalian banjir dan memperkuat fungsi sungai di daerah rawan.
Rencana ini dibahas dalam rapat penanganan banjir di Serang pada 24 Desember lalu, yang melibatkan pemerintahan kabupaten, Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau–Ciujung–Cidurian (BBWS C3), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Banten, serta perwakilan warga Padarincang.
Gubernur Banten Andra Soni menyatakan proposal ini merupakan rencana terpadu lintas sungai dan tidak boleh dilihat hanya dari besaran anggarannya saja.
“Fokusnya bukan pada jumlahnya. Lihat sumbernya. Ini mencakup beberapa sungai dan pengelolaanya,” katanya.
Paparan teknis menunjukkan, normalisasi Sungai Cikalumpang membutuhkan sekitar Rp27 miliar, sementara Sungai Bojong dan Cikoneng masing-masing diperkirakan sekitar Rp20 miliar, dan Sungai Ciwaka sekitar Rp63 miliar.
Normalisasi muara Sungai Cibanten menggunakan turap baja diproyeksikan menelan biaya Rp65 miliar, sedangkan pekerjaan serupa di muara Sungai Cipasilian diperkirakan Rp67 miliar.
Alokasi terbesar, yaitu Rp559 miliar (sekitar US$33,3 juta), diperuntukkan bagi rehabilitasi saluran irigasi primer dan sekunder di wilayah irigasi Cidurian seluas 8.700 hektare.
Soni menekankan bahwa memperkuat fungsi sungai sangat penting untuk keberlanjutan sumber daya air dan mengurangi risiko banjir di daerah rentan seperti Padarincang.
“Pelajaran dari Sumatra menunjukkan, saat banjir besar terjadi, kerugiannya bisa jauh lebih tinggi. Anggaran ini wajar dibanding risiko yang kita hadapi,” tambahnya.
Berita terkait: Disaster relief budget for flood-hit Sumatra sufficient, minister says
Berita terkait: Prabowo says forestry fines can fund 100,000 houses for flood victims
Penerjemah: Devi, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025