Bank Dunia Dukung Program Peningkatan Desa di Indonesia: Pemerintah

Jakarta (ANTARA) – Bank Dunia telah berkomitmen senilai US$800 juta untuk mendukung rencana Indonesia meningkatkan 15.000 desa berkembang menjadi desa mandiri, menurut Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal pada Senin.

Menteri Yandri Susanto menyebutkan dana tersebut setara dengan sekitar Rp550 juta (US$32.000) per desa, yang menargetkan 15.000 dari total 23.000 desa berkembang di Indonesia.

“Kami akan mengubah status desa dari berkembang menjadi mandiri. Saat ini ada 23.000 desa berkembang, dan kami menargetkan 15.000 desa untuk ditingkatkan,” kata Susanto kepada wartawan.

Dijelaskannya, kementerian menggandeng Bank Dunia karena keterbatasan anggaran negara. Bank Dunia, tambahnya, telah menyatakan kesiapan mendukung inisiatif ini, meski pembahasan teknis lebih lanjut masih diperlukan.

Pascapertemuan Senin tersebut, pemerintah optimistis kolaborasi antara Kementerian dan Bank Dunia dapat dimulai pada awal 2026 dan berjalan selama lima tahun, asalkan tidak ada kendala besar.

Susanto menekankan bahwa pendanaan ini akan mendukung program prioritas kementerian yang fokus pada ketahanan pangan, pengembangan ekonomi hijau, serta inisiatif desa tematik yang mendorong pusat produksi lokal.

“Contohnya, desa tematik dan sentra produksi yang telah kami bangun juga akan membantu menyiapkan bahan baku untuk program makanan bergizi gratis (MBG), dilanjutkan dengan inisiatif koperasi desa Merah Putih,” ujarnya.

Dia menekankan bahwa proyek ini bertujuan menciptakan ekonomi pedesaan yang berkelanjutan dengan memperkuat produksi lokal dan usaha berbasis masyarakat.

Pertemuan Senin itu juga melibatkan Kepala Bappenas Rachmat Pambudy untuk membahas penyesuaian proyek dengan program strategis nasional.

“Semua program strategis nasional yang dijalankan kementerian dan lembaga harus berawal dan berakhir di Bappenas agar tercatat dan terkoordinir dengan baik,” pungkas Susanto.

https://www.cilip.org.uk/news/news.asp?id=441834&io0=UKjoC

MEMBACA  Pasar Properti Mencair, namun Likuiditas Belum Mendukung Peningkatan Penjualan