Jakarta (ANTARA) –
Kementerian Pariwisata menasehati para wisatawan yang berencana berkunjung ke Bali untuk memantau update cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyusul banjir yang meluas di beberapa wilayah sejak Selasa.
“Para pelancong dihimbau untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan, membawa payung atau jas hujan saat berada di luar ruangan, serta tetap mendapatkan informasi terbaru melalui prakiraan cuaca dan himbauan yang dikeluarkan oleh BMKG atau operator pariwisata setempat,” ujar Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto, pada Jumat.
Dia mencatat bahwa Bali telah mengalami curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir, sehingga kewaspadaan di kalangan wisatawan perlu ditingkatkan.
Para pengunjung disarankan untuk memilih destinasi dengan hati-hati dan aktif mencari informasi tentang area yang rawan bencana. Atraksi alternatif yang terletak di zona lebih aman sebaiknya dipertimbangkan untuk menghindari potensi bahaya alam.
Hariyanto juga merekomendasikan agar wisatawan menyiapkan perlengkapan hujan, menjaga kebugaran fisik, dan membawa obat-obatan penting, terutama karena aktivitas perjalanan memerlukan stamina yang kuat di tengah kondisi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir bandang, tanah longsor, dan gelombang tinggi.
Sementara itu, masyarakat setempat didorong untuk mengambil langkah pencegahan, seperti memotong dahan pohon besar, menghindari membuang sampah sembarangan, dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Kementerian Pariwisata menyerukan kepada semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam upaya mitigasi dan perbaikan infrastruktur, agar sektor pariwisata Bali dapat pulih dan kembali normal secepatnya,” tambah Hariyanto.
Menurut BMKG, bencana hidrometeorologi saat ini dipicu oleh hujan deras yang berkepanjangan, diperkuat oleh gelombang ekuatorial Rossby, yang telah berlangsung lebih dari 24 jam sejak 9 September.
Hingga Jumat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali melaporkan 18 korban jiwa tewas di seluruh pulau, dengan dua orang masih dinyatakan hilang.
Banjir paling parah terjadi di Denpasar, dengan 81 lokasi terdampak, diikuti oleh 28 lokasi di Tabanan, 23 di Jembrana, 15 di Gianyar, 12 di Badung, dan empat di Karangasem.
Berita terkait: Pemerintah cairkan bantuan Rp2 miliar untuk korban banjir Bali
Berita terkait: Banjir Bali telan 18 nyawa, ribuan bangunan rusak: BPBD
Penerjemah: Hreeloita, Kenzu
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025