Bandara Frans Seda belum beroperasi kembali menyusul letusan Gunung Lewotobi.

“Kami mengutamakan keselamatan penerbangan. Bandara akan dibuka kembali setelah tidak lagi terpengaruh oleh letusan,”

Kupang (ANTARA) – Bandara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), belum melanjutkan operasinya karena pertimbangan keselamatan penerbangan menyusul letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur pada tanggal 1 Januari.

“Bandara ditutup karena alasan keselamatan penerbangan. Akan dibuka kembali ketika tidak lagi terpengaruh oleh abu vulkanik yang dapat membahayakan aktivitas penerbangan,” Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Kristi Endah Murni, mencatat dalam pernyataan yang diterima di Kupang, NTT, pada hari Kamis.

Sejak letusan yang meningkatkan status Gunung Lewotobi dari waspada menjadi siaga pada hari pertama tahun ini, bandara telah menghentikan operasinya.

Keputusan penutupan tersebut didasarkan pada hasil observasi yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menunjukkan bahwa bandara masih tertutup abu vulkanik gunung tersebut.

Murni mencatat bahwa Kementerian Perhubungan telah memerintahkan Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali dan Kepala Unit Pengelolaan Bandar Udara Kelas II (UPBU) di Bandara Frans Seda untuk melakukan pemantauan intensif terhadap perkembangan letusan.

Dia juga mengimbau maskapai penerbangan untuk memberikan solusi kepada penumpang mereka terkait pembatalan penerbangan, termasuk dengan memberikan opsi pengembalian uang, pengaturan ulang jadwal, dan penerbangan ke bandara terdekat.

“Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat membantu penumpang yang terkena dampak penutupan bandara,” katanya.

Akibat penutupan operasi bandara, enam penerbangan Wings Air dibatalkan pada hari Kamis.

Sementara itu, bandara terdekat seperti Gewayantana Larantuka dan Wunopito Lewoleba masih beroperasi seperti biasa.

Murni berharap bahwa Bandara Frans Seda segera melanjutkan operasinya dan terbebas dari efek letusan.

Kepala UPBU Kelas II di Bandara Frans Seda, Partahian Panjaitan, mengonfirmasi bahwa bandara masih ditutup hingga hari Kamis, menambahkan bahwa abu vulkanik yang menyelimuti daerah tersebut dapat merusak mesin pesawat.

MEMBACA  Bupati Agam Memperingatkan Warga untuk Tetap Waspada terhadap Ancaman Lahar Gunung Marapi

“Kami mengutamakan keselamatan penerbangan. Bandara akan dibuka kembali setelah tidak lagi terpengaruh oleh letusan,” tegasnya.

Berita terkait: Letusan Gunung Lewotobi: Pemerintah menyediakan tempat perlindungan bagi warga terdampak

Berita terkait: Status bahaya Gunung Lewotobi dinaikkan menjadi level siaga II