Badan Geologi memperluas zona bahaya Gunung Slamet

Jakarta (ANTARA) – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperluas zona bahaya Gunung Slamet di Jawa Tengah, dari dua kilometer menjadi tiga kilometer akibat peningkatan aktivitas vulkanik.

“Ancaman potensial saat ini adalah letusan freatik atau magmatik yang dapat memuntahkan material yang membara ke area sekitar puncak dalam radius tiga kilometer,” kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, di sini pada Jumat.

Wafid memperingatkan tentang kemungkinan terjadinya hujan abu di sekitar kawah atau di daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin.

Gunung Slamet adalah gunung berbentuk kerucut sebagai tinggi 3.432 meter di atas permukaan laut.

Gunung berstatus II atau waspada tersebut secara administratif terletak di lima kabupaten yaitu Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga di Jawa Tengah.

“Aktivitas vulkanik tahun ini umumnya didominasi oleh asap yang bertiup dari kawah setinggi 50 hingga 500 meter dari puncak gunung,” ujar Wafid.

Pada 1-15 Mei 2024, Badan Geologi mencatat 943 gempa bumi, 58 gempa vulkanik dalam, tujuh gempa tektonik jauh, dan gempa guncang berkelanjutan, dengan amplitudo 0,5 hingga tujuh milimeter, yang didominasi oleh dua milimeter.

Terkait berita: Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas gempa bumi

Lebih lanjut, Wafid menunjukkan bahwa aktivitas seismik didominasi oleh gempa bumi dan gempa guncang berkelanjutan yang menunjukkan aktivitas pergerakan cairan di sekitar permukaan.

Selama periode dari minggu keempat September 2023 hingga 1 Oktober 2023, jumlah gempa tektonik lokal meningkat diikuti oleh peningkatan amplitudo gempa guncang.

Penyusulan peningkatan amplitudo gempa guncang berkelanjutan diikuti oleh munculnya gempa guncang harmonik berdurasi panjang pada Oktober 2023 menandai dimulainya peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Slamet.

MEMBACA  Peningkatan Letusan di Gunung Ile Lewotolok, Namun Energi Seismik Turun

Wafid lebih lanjut menyatakan bahwa peningkatan amplitudo gempa guncang berkelanjutan menunjukkan peningkatan pemanasan air tanah di dalam tubuh Gunung Slamet pada kedalaman dangkal.

Sementara itu, munculnya gempa guncang harmonik berdurasi panjang menunjukkan peningkatan guncangan di dalam tubuh gunung.

Badan Geologi melakukan pemantauan visual dan instrumental Gunung Slamet dari pos pengamatan gunung yang terletak di Desa Gambuhan, Gajah Nguling, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

“Hasil pengamatan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet, yang dapat memicu gempa dangkal dan letusan,” ujar Wafid.

Terkait berita: Gunung Ibu memuntahkan abu vulkanik setinggi lima kilometer

Terkait berita: Gunung Semeru mengalami letusan lagi memuntahkan abu vulkanik

Penerjemah: Sugiharto Purnama, Katriana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2024