Babak Baru Perdagangan Indonesia-Kanada Melalui ICA-CEPA

Jakarta (ANTARA) – Indonesia dan Kanada menandatangani perjanjian dagang penting pada hari Rabu, yang memberikan akses preferensial luas untuk produk Indonesia ke pasar Kanada. Ini adalah perjanjian pertama semacam ini antara dua negara.

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA) menandai kesepakatan dagang komprehensif pertama Indonesia dengan negara Amerika Utara dan yang pertama bagi Kanada dengan negara Asia Tenggara.

“ICA-CEPA membuka bab baru dalam hubungan ekonomi kita. Perjanjian ini membuka akses pasar yang lebih luas dan memperkuat daya saing produk dan jasa Indonesia di Kanada,” kata Budi di Jakarta pada hari Kamis.

Kesepakatan ini ditandatangani di Ottawa oleh Menteri Perdagangan Internasional Kanada Maninder Sidhu dan disaksikan oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney. Ini adalah hasil kunci dari kunjungan resmi Prabowo.

Dibawah ICA-CEPA, lebih dari 90% produk Indonesia—sekitar 6.573 pos tarif—akan menerima akses preferensial ke Kanada. Ekspor utama seperti tekstil, alas kaki, furnitur, makanan olahan, elektronik ringan, komponen otomotif, dan sarang burung diperkirakan akan meningkat.

Beberapa produk akan menghadapi tarif nol secara langsung, termasuk makanan laut, makanan olahan, kerajinan tangan dari serat alam, peralatan rumah tangga, granit, dan marmer.

Sebagai gantinya, Indonesia akan membuka 85,54% pasarnya, atau sekitar 9.764 pos tarif, untuk barang-barang Kanada seperti daging sapi beku, gandum, kentang, makanan laut, dan makanan olahan.

Budi mengatakan perjanjian ini harus dilihat lebih dari sekadar tarif, karena juga menciptakan peluang bagi pengusaha Indonesia dan bisnis muda untuk masuk ke Kanada, sekaligus menawarkan ruang bagi investor Kanada untuk membangun kemitraan di Indonesia.

“Penandatanganan ini hanyalah awal. Tugas kita berikutnya adalah memastikan perjanjian ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, pelaku usaha, dan investor,” ujarnya.

MEMBACA  Mengapa Rusia Meminta Jaminan Keamanan selama Perundingan Damai dengan Ukraina?

Perdagangan bilateral antara Januari dan Juli 2025 mencapai US$2,72 miliar, naik 30% dari US$2,09 miliar pada tahun sebelumnya. Ekspor Indonesia berjumlah US$1,01 miliar, sementara impor dari Kanada mencapai US$1,71 miliar, dipimpin oleh gandum, pupuk, kedelai, bubur kayu, dan emas.