Apakah Penting Menunggu Petunjuk Allah Sebelum Memakai Hijab?

Berhijab atau berjilbab merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada syariat Allah, di mana perempuan muslimah diwajibkan menutup seluruh aurat tubuhnya. Foto ilustrasi/ist

Benarkah berhijab harus menunggu hidayah dulu? Pertanyaan ini muncul dan kembali ramai diperbincangkan, menyusul adanya anak seorang public figure yang membuka kembali hijabnya dengan alasan tengah mencari jati dirinya.

Dalam Islam, hijab atau jilbab merupakan aturan dan kepatuhan seorang muslimah kepada seluruh perintah Allah Ta’ala. Berhijab atau berjilbab juga salah satu bentuk ketaatannya kepada syariat Allah. Karena perempuan muslimah diwajibkan menutup seluruh aurat tubuhnya.

Sadar ataupun tidak, setiap kali melakukan salat lima waktu pun, muslimah senantiasa bersumpah kepada Allah Ta’ala, “La syarikallahuwabidzalika ummirtuwa anna minal muslimin.” Yang artinya “Tiada syarikat bagi Engkau dan aku mengaku seorang muslimah” kalimat sumpah dan janji kepada Allah untuk menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya senantiasa kita ucapkan di dalam salat.

Seseorang yang berjanji palsu di hadapan Allah, tentu berat hukumannya di dalam neraka. “Jilbab adalah perintah-Nya bukan?” Kalau kita tidak jalankan artinya kita ingkar terhadap perintah-Nya.

Faktanya dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mendengar teman-teman, saudara, atau tetangga yang belum berhijab atau belum menutup aurat sesuai syariat, mengucapkan alasan belum datangnya hidayah dari Allah. “Aku belum berhijab karena belum dapat hidayah aja. Niat sih sudah ada!,” kalimat itu paling sering kita dengar.

Benarkah menutup aurat atau berhijab harus menunggu datangnya hidayah? Bagaimana pandangan syariat tentang hal tersebut? Dalam Islam, hidayah itu adalah rezeki, dan untuk memperolehnya harus bermodalkan usaha dan kerja keras.

Seperti diungkap Allah Subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya:

“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan. (QS Adz-Dzariyat ayat 22-23)

MEMBACA  Macet Parah di Jalan Tol Bali Mandara, Jasamarga Ungkap Jumlah Kendaraan Mencapai 73 Ribu.

Begitu juga dengan hidayah. Hidayah harus dijemput dengan usaha dan kerja keras. Jika hanya diam tanpa usaha atau malah berbuat sesuatu yang dilarang Allah Ta’ala, maka hanya akan membuat diri semakin menjauh dari Allah.

Allah Ta’ala telah menjelaskan dalam QS Ash-Shaf ayat 5 dan dalam hadis qudsi:

“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka”

“Jika seorang hamba-Ku mendekat sejengkal kepada-Ku, maka Aku akan mendekati sehasyta.”

Maka dari itu, dekatkanlah diri kepada Allah. Lakukan apa yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala, maka Allah akan memberi kita hidayah. Paksakan diri untuk menggunakan jilbab, maka Allah akan memberimu jalan kemudahan, sehingga pada akhirnya semua mudah dan tidak ada unsur keterpaksaan lagi.

Bila muslimah sudah mempunyai niat baik, jangan menundanya. Ingatlah, kita tidak pernah tahu kapan ajal menjemput. Apabila kita mengatakan “Aku akan menggunakan jilbab jika hidayah sudah datang” dan ternyata ajal lebih dahulu datang, dan kita masih belum melaksanakan perintah Allah dalam menutup aurat dengan menggunakan jilbab, lantas apa yang bisa dilakukan lagi?

Allah Ta’ala berfirman:

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS Al-A’raf Ayat 34)