Apakah Itu Navigasi Tulang Belakang? Inovasi Bedah Punggung Terkini

Jumat, 12 Desember 2025 – 05:30 WIB

Jakarta, VIVA – Perkembangan teknologi kedokteran dalam beberapa tahun terakhir terus membuka peluang baru untuk meningkatkan keselamatan dan akurasi prosedur bedah.

Baca Juga:
Menkes Budi Gunadi Pimpin Transformasi Kesehatan, Dorong Pemerataan Dokter Spesialis di KONKERNAS HBTKVI 2025

Satu inovasi yang kini banyak dibicarakan di dunia medis adalah Spinal Neuronavigation, sebuah teknologi penunjang operasi tulang belakang yang diyakini mampu mengurangi risiko kesalahan dan mempercepat pemulihan pasien.

Apa Itu Spinal Neuronavigation?

Baca Juga:
Bedah dari Jarak 1.200 Km Berlangsung Sukses

Spinal Neuronavigation adalah teknologi panduan operasi berbasis komputer yang bekerja dengan prinsip mirip sistem GPS. Teknologi ini membantu ahli bedah memetakan anatomi tulang belakang pasien secara detail dalam ruang tiga dimensi.

Data ini memungkinkan dokter mengetahui posisi struktur penting—seperti tulang, saraf, hingga jaringan sekitarnya—dengan tingkat presisi yang sangat tinggi.

Baca Juga:
Mengenal VELYS Robotic, Teknologi Mutakhir untuk Operasi Lutut

Dengan visualisasi real-time, Spinal Neuronavigation memandu alat bedah agar tepat sasaran, sehingga area sayatan bisa diminimalkan dan risiko komplikasi dapat ditekan. Sistem ini memberi dokter kemampuan untuk "melihat" area operasi lebih jelas, bahkan pada ruang yang terbatas.

Seiring pesatnya perkembangan teknologi medis, akurasi dan keselamatan pasien jadi prioritas utama dalam tindakan operasi, khususnya pada kasus bedah saraf. Salah satu terobosan yang diluncurkan oleh Rumah Sakit Jakarta dan menjadi perhatian adalah teknologi baru Spinal Neuronavigation.

dr. Dimas Rahman Setiawan, SpBS, MARS, FTB, FINSS, menjelaskan bahwa operasi tulang belakang punya tantangan yang sangat kompleks. Pada kasus seperti Herniasi Nukleus Pulposus (HNP) dan stenosis spinal, area operasinya sangat sempit dan dekat dengan struktur saraf vital.

MEMBACA  Direktur Utama Jasa Marga Ditunjuk Sebagai Ketua Umum ATI, Berkomitmen Untuk Mendorong Inovasi dan Memimpin Sinergi Jalan Tol Nasional

“Dalam paparan presentasinya, ini merupakan kasus yang membutuhkan akurasi tingkat tinggi, dimana area operasi sangat sempit dan berdekatan dengan struktur saraf vital,” ungkap dr. Dimas Rahman Setiawan, di Jakarta, Kamis 11 Desember 2025.

dr. Dimas Rahman Setiawan, SpBS, MARS, FTB, FINSS

Photo : VIVA/Rizkya Fajarani Bahar

Secara mendetail, dr. Dimas memaparkan bahwa teknologi Neuronavigation bekerja seperti sistem GPS intraoperatif yang memetakan anatomi pasien secara real-time dalam tiga dimensi (3D).

“Teknologi ini memungkinkan dokter ‘melihat’ struktur di balik tulang tanpa harus melakukan pembukaan otot yang lebar,” jelas dr. Dimas.

Dengan bantuan neuronavigasi, identifikasi batas tulang dapat dilakukan lebih akurat. Teknologi ini membantu dokter menentukan seberapa banyak tulang lamina yang harus diangkat (laminotomi) untuk membebaskan saraf tanpa mengorbankan stabilitas tulang belakang.

Halaman Selanjutnya

Selain itu, dr. Dimas juga menyoroti penurunan drastis risiko cedera iatrogenik maupun pendarahan selama operasi, karena instrumen bedah dapat dilacak pergerakannya melalui monitor dengan akurasi sub-milimeter.

Tinggalkan komentar