Apakah Ini Akhir bagi TikTok Tiongkok?

Minggu, 28 September 2025 – 09:48 WIB

Washington DC, VIVA – Presiden Donald Trump sudah menandatangani perintah eksekutif yang memindahkan operasi TikTok di Amerika Serikat (AS) ke investor dari dalam negeri dan internasional.

Baca Juga :


Bahas Kesepakatan Soal Gaza dengan Timur Tengah, Trump: Sandera Harus Dibebaskan

Dia bilang sudah berbicara sama Presiden China Xi Jinping, yang katanya minta Trump ‘untuk melanjutkan saja’.

TikTok, yang punya ByteDance Technology dari China, jadi sangat populer di kalangan remaja dan anak muda AS di akhir tahun 2010-an.

Baca Juga :


Terpopuler: Persaingan Sengit di Timnas Indonesia, Donald Trump Cegah Timnas Israel Dihukum FIFA

Sekarang, aplikasi itu punya kira-kira 170 juta pengguna disana. Pertumbuhan yang cepat ini bikin khawatir karena hukum China mungkin bisa akses data pengguna AS.

Donald Trump pernah coba larang TikTok waktu masa jabatan pertamanya, tapi dihalangi sama pengadilan AS.

Baca Juga :


Donald Trump Tidak Izinkan Israel Caplok Tepi Barat

TikTok dilarang di perangkat pemerintah AS tahun 2022, dan dua tahun kemudian, Kongres AS sahkan Undang-Undang Perlindungan Warga Amerika dari Aplikasi yang Dikendalikan Musuh Asing.

Ini mewajibkan pemilik TikTok di China, yaitu ByteDance Technology, untuk lepas saham paling lambat Januari tahun ini atau bakal ditutup di AS, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu, 28 September 2025.

Sejak jadi presiden lagi, Donald Trump sudah beberapa kali tunda batas waktunya. Tanggal 25 September kemarin, Trump perintahkan agar bisnis TikTok di AS dikendalikan oleh perusahaan baru yang basisnya di AS.

Perintah itu nyatain langkah ini sebagai “divestasi yang memenuhi syarat” berdasarkan undang-undang tahun 2024 dan larang hubungan operasional apapun dengan ByteDance Technology, termasuk kerja sama algoritma atau bagi data pribadi. Batas waktu divestasi ditunda sampai 20 Januari 2026.

MEMBACA  Membongkar Rumah Tangga bersama Boris Bokir, Irma Purba Mengakui Pernah Mencoba Bunuh Diri 3 Kali

Wakil Presiden AS JD Vance nilai perusahaan baru itu bernilai US$14 miliar (Rp234 triliun), angkanya jauh lebih rendah dari perkiraan beberapa analis buat bisnis TikTok di AS.

Donald Trump bilang Pendiri dan CEO Dell, Michael Dell, Pemilik Fox News, Rupert Murdoch, dan beberapa “investor kelas dunia” lain akan terlibat dalam kesepakatan ini dan mengendalikan sekitar setengah dari usaha patungan tersebut.

Sementara itu, ByteDance Technology akan tetap pegang saham sebesar 20 persen. Perintah eksekutif Trump juga menaruh algoritma rekomendasi TikTok di bawah kendali AS, dengan diawasi oleh mitra keamanan nasional.

Usaha divestasi Donald Trump yang dulu di tahun 2020 dikritik Beijing sebagai “paksaan ekonomi.” Tapi kali ini, Trump klaim sudah dapat persetujuan dari Xi Jinping.

“Kami diskusi dengan baik. Saya kasih tau dia apa yang kami lakukan dan dia bilang silahkan saja,” jelas dia.

Meski begitu, JD Vance tambahkan kalau masih ada sedikit penolakan dari pihak China, tapi dia tekankan bahwa Washington berkomitmen untuk menjaga TikTok tetap jalan sambil lindungi data pribadi warganya.

Halaman Selanjutnya

Perintah tersebut menetapkan langkah tersebut sebagai “divestasi yang memenuhi syarat” berdasarkan undang-undang pada 2024 dan melarang “hubungan operasional” apapun dengan ByteDance Technology, termasuk kerja sama dalam algoritma atau berbagi data pribadi. Batas waktu divestasi telah diundur hingga 20 Januari 2026.