loading…
Berpuasa itu sebenarnya bukan tujuan, tetapi suatu cara untuk mencapai tujuan. Dan tujuan utama yang merupakan buah dari ibadah puasa itu, adalah untuk meningkatkan orang beriman menjadi bertakwa (Muttaqin), sebagaimana firman Allah SWT :
يآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَي الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ (البقرة : 183)
Artinya : Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu (Islam) agar kamu bertakwa (kepada Allah Swt.)(QS Al Baqarah : 183)
Menurut Ahmad Mustafa al-Maragi dalam kitabnya, Tafsir al-Maragi, beliau menafsirkan kata لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ, “sesungguhnya Allah SWT memfardhukan puasa kepada kamu agar kamu mempersiapkan diri untuk takut kepada Allah SWT, dengan meninggalkan keinginan– keinginan yang dibolehkan (memakannya) sebagai bukti melaksanakan perintah Allah Swt dengan mengharap pahala dari-Nya, dan meninggalkan keinginan kepada yang haram dengan disertai kesabaran.
Dalam sebuah hadis Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda:
اَلصَّوْمُ نِصْفُ اْلصَّبْرِ ( رواه احمد)
Artinya : … puasa itu separuh dari kesabaran …
Tujuan Puasa Ramadan
Ayat Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183 adalah dasar perintah melaksanakan ibadah puasa. Salah satu tujuan kehadiran manusia di bumi adalah untuk menjadi hamba yaitu beribadah kepada Allah SWT Ibadah puasa menjadi salah medium bagi seorang hamba beribadah kepada Allah SWT sesuai tujuan penciptaan.
Ibadah puasa adalah salah satu sarana penghambaan. Ada empat komponen penting berhubungan dengan ibadah puasa, yaitu ibadah puasa pelakunya orang-orang beriman, ibadah puasa Ramadan bersifat wajib, ibadah puasa sudah ada sebelum Islam atau telah dilakukan para nabi terdahulu, dan ibadah puasa dilakukan agar meraih ketaqwaan kepada Allah SWT.
Mengutip tausiyah H. Sarbin Sehe, Kakanwil Kemenag Sulut, tujuan ibadah puasa Ramadan dapat dimaknai sebagai berikut :
1. Mencapai derajat takwaTakwa adalah melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah. Takwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap pahala dari Allah, meninggalkan maksiat dengan cahaya Allah (dalil), dan takut terhadap adzab Allah” (Siyar A’lamin Nubala, 8/175). Imam Al-Jurjani mendefinisikan, “Taqwa yaitu menjaga diri dari siksa Allah dengan mentaati-Nya. Yakni menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya”. Takwa adalah pakaian orang beriman, selalu menjaga perkataan, perbuatan dari apa yang dilarangan Allah swt.
2. Agar kita menjadi orang yang lebih taat kepada Allah dan Rasul-Nya.Ibadah puasa menjadikan seseorang lebih taat, lebih dekat dengan Allah SWT.
3.Membersihkan jiwa manusia (tazkiyatun nafs) dengan ibadah puasaIbadah puasa akan mendorong jiwa hati mutmainnah bekerja maksimal melawan hati yang serakah (lauwamah). Ibadah puasa dapat mengalahkan syahwat yang merupakan sumber maksiat atau sumber perilaku kotor. Terlatih selama kurang lebih 30 hari mampu menahan diri dari perkara yang mubah (makan, minum, hubungan intim), maka diharapkan setelah itu, kita mampu menahan diri dari perkara yang haram dan keji.
4.Menciptakan kesejahteraan lahir-batin (dunia-akhirat), mencegah dari perilaku menyimpang, begitu pula bathin selalu bersih, tenang, tentram, terjauh dari rasa iri, dengki, ego.5.Merupakan media pendidikan bagi jiwa mengendalikan kesabaran dan ketabahan menjalankan perintah Allah SWT.6. Membangkitkan semangat kemanusiaanPuasa menjadi sarana efektif menumbuhkan rasa kasih sayang, rasa empati, kepekaan, kepedulian untuk saling menolong sesama umat manusia.
7. Menyehatkan kesehatan fisik dan psikis (kejiwaan)Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar kesehatan dunia meliputi empat hal yakni sehat fisik, psikis, sosial dan spiritual. Ibadah puasa telah memenuhi empat unsur dimaksud. Menurut Ahmad Syarifuffin dalam buku Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis, memberi pandangan bahwa rumusan kesehatan fisik yang ditetapkan WHO bisa terpenuhi dengan puasa dilakukan secara baik. Secara kejiwaan, sikap taqwa buah puasa, mendorong manusia mampu berkarakter ketuhanan (rabbani).
8. Mendapat pahala, ganjaran surga dan jauh dari siksa nerakaAllah memerintahkan umat Islam berpuasa karena Allah ingin mendekatkan hambaNya kepada surga, bahkan pintu surga arrayaan bagi orang-orang yang berpuasa telah disiapkan Allah SWT.
9. Mendapat ampunan segala dosaTujuan ibadah puasa adalah ampunan dari kesalahan atau dosa sebelumnya.
10.Bersyukur kepada Allah SWTTujuan ibadah puasa menjadikan pribadi yang selalu bersyukur, mengingat nikmat yang diberikan Allah SWT.
11. Menjadi hamba yang selalu berada dalam lindungan Allah, berdoa, berzikir, bertawakal dalam melaksanakan perintahNya.Tujuan puasa dapat menjauhkan diri dari siksa api neraka seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, “Siapa berpuasa sehari dengan niat fi sabilillah (di jalan Allah), niscaya Allah akan menjauhkan mukanya dari neraka sepanjang 70 musim panas,” (HR Bukhari).
12.Sehat spiritualSehat spiritual adalah menghidupkan nilai-nilai ketaatan kepada Allah SWT. Ibadah puasa tidak berdiri sendiri, puasa Ramadan berhubungan erat dengan salat tarawaih, tadarusan Al-Qur’an, zakat fitrah, dll. semuanya saling menguatkan menghidupkan kesehatan spiritual. Sehat spiritual adalah Orang yang berpuasa berada dalam kondisi spiritual nyata dan selalu dinamis melaksanakan ajaran agama.
Demikian, tujuan puasa Ramadan berdasarkan Al Qur’an dan Hadis. Wallahu A’lam
(wid)