Jakarta (ANTARA) – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, didampingi beberapa anggota parlemen, melakukan inspeksi ke Taman Wisata Alam Pulau Weh, atau Titik Nol Sabang, di Aceh pada hari Rabu dan menyoroti pentingnya atraksi ikonis tersebut.
“Ini adalah tempat ikonis. Ini tidak hanya ikonis untuk Aceh tetapi juga untuk negara ini. Secara historis, ini sangat penting bagi bangsa kita,” kata Antoni selama kunjungannya.
Beliau menjelaskan bahwa titik nol Sabang terkenal dengan keindahan laut atau bawah airnya. Selain itu, selama bulan-bulan tertentu, tempat ini juga menjadi tempat istirahat musim dingin bagi burung migran, seperti elang laut, bangau, dan bangau.
Titik nol di Sabang sering disebut sebagai penanda geografis ujung barat Indonesia, ditandai dengan monumen titik nol yang berdiri di tebing menghadap Samudera Hindia.
Sementara itu, ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Titiek Soeharto, menyatakan kegembiraannya atas kunjungan ke titik nol.
“Saya sangat senang menginjakkan kaki di titik nol untuk pertama kalinya, dan saya sangat senang berada di sini untuk melihat monumen fenomenal ini. Saya berharap bisa kembali ke sini dalam kondisi yang lebih baik,” ujarnya.
Ia kemudian membagikan tentang waktu migrasi burung di wilayah Indonesia, yang menurutnya perlu dipromosikan sebagai atraksi unik bagi wisatawan.
“Kami mengetahui bahwa area ini adalah tempat singgah bagi burung migran. Menurut National Geographic, mereka singgah di sini di negara kita. Hal ini seharusnya dipromosikan; waktu singgah mereka adalah rutin, jadi selama waktu itu, kita harus mempromosikannya untuk menarik pengunjung,” paparnya.
Berita terkait: Sabang cocok untuk menjadi tuan rumah tempat olahraga air: kementerian
Berita terkait: Menjaga keindahan Pulau Weh
Penerjemah: Prisca, Kenzu
Editor: Primayanti
Hak cipta © ANTARA 2025