Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) telah membentuk pasukan tugas khusus yang bertugas untuk memastikan keamanan wilayah udara selama pelaksanaan Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 dan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi-Pihak (HLF MSP) di Provinsi Bali.
Menurut rilis pers dari angkatan udara yang dikutip di sini pada hari Senin, pasukan tugas khusus tersebut, yang dipimpin oleh Komandan Komando Operasi Udara II Marsma TNI Budhi Achmadi, terdiri dari sub-pasukan keamanan wilayah udara, penegakan hukum, mobilisasi udara, dan layanan udara khusus.
“Masing-masing dari sub-pasukan tersebut dikepalai oleh seorang perwira angkatan udara kelas menengah yang berpengalaman dan dilengkapi dengan sistem senjata modern serta personel yang siap,” ungkap Achmadi.
Ia mengatakan bahwa Sub-Pasukan Penegakan Hukum Keamanan Wilayah Udara bekerja untuk memperkuat keamanan di wilayah udara yang ditetapkan sebagai zona operasi dengan cara memobilisasi instrumen-instrumen strategis, termasuk misil, radar, dan drone.
Menjelaskan tentang Sub-pasukan Mobilisasi Udara, ia mengatakan bahwa sub-pasukan tersebut mengkoordinasikan penempatan pesawat angkut berat dan helikopter, dengan tujuan memfasilitasi distribusi logistik dan mobilisasi prajurit.
“Sementara itu, Sub-pasukan Layanan Udara Khusus bertugas untuk memberikan data dan informasi pemantauan dari ketinggian yang tinggi menggunakan teknologi,” jelasnya.
Ia kemudian menjamin kesiapan Sub-pasukan Layanan Udara Khusus untuk berfungsi secara optimal guna berkontribusi pada keamanan dua acara internasional di Bali.
IAF ke-2, yang bertema “Semangat Bandung untuk Agenda 2063 Afrika,” diselenggarakan di Bali pada tanggal 1-3 September bersamaan dengan HLF MSP 2024 yang mengusung tema “Memperkuat Kemitraan Multi-Pihak: Menuju Perubahan Transformatif.”
Indonesia bertujuan untuk memanfaatkan dua kesempatan tersebut untuk mempromosikan kerja sama dalam transformasi ekonomi, energi, pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan.
Menurut Kementerian Luar Negeri Indonesia, IAF ke-2 dihadiri oleh lebih dari 1.400 delegasi, termasuk kepala negara, menteri, pelaku bisnis, dan akademisi.
Berita terkait: Presiden Jokowi menjabarkan empat poin untuk pembangunan global yang adil
Berita terkait: Jokowi menyoroti komitmen Indonesia sejak Konferensi Asia-Afrika (AAC) tahun 1955
Translator: Walda M, Tegar Nurfitra
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2024