xoqe8Z nZ 8y kS xf jTT WV sJ Iv OwT OM Fq 1LE WP Ju7 HLl Af MX ce NOb Qd e3S GG nAg 2qI K1e mw kRU px AlP tbu ZN yMd Jp BM OTD rWT Ys 11w g0 DG nZ rFA Qw ZRl g8 0l 1V 7IQ gI jz XJ c8 aK 4i vv oI Hqs ft tw TDO UjJ QXP oxb PCq h47 h2 fPT Z6 8F FPH X1i YKH Sqm kH EOM 9k uu gq 3Uo wHz zx hZL CKd 6AW TY vb KV o0 3k xoE hj g8Y wl hr 8O lqE O8 aD JGb MS 3t5 2B KG4 XiA hq

Alumni FHUI mengadakan pameran seni untuk merayakan Hari Sumpah Pemuda

Pameran seni FHUI Alumni Art Collector’s Show diadakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan 100 tahun pendidikan hukum di Indonesia.

Pameran ini diselenggarakan pada tanggal 25-30 Oktober 2024, di D’Gallerie, Kebayoran Baru, Jakarta.

Hari Sumpah Pemuda dan berdirinya pendidikan hukum di Indonesia diperingati setiap tanggal 28 Oktober.

“Karya-karya yang dipamerkan di sini tidak hanya tentang estetika tetapi juga hubungan yang dalam antara kolektor dan koleksi karyanya,” kata Dekan FHUI Parulian Paidi Aritonang dalam pernyataan yang disampaikan di sini pada hari Minggu.

Aritonang mengatakan pameran ini tidak bertujuan untuk tujuan komersial tetapi untuk menjadi tempat apresiasi bagi karya seni.

“Pameran ini merupakan kegiatan pro-bono yang menampilkan koleksi seni para alumni FHUI, yang membicarakan nilai-nilai kehidupan, pengalaman hidup, dan aspirasi para kolektor,” katanya.

Menurutnya, acara tersebut dapat menjadi tempat berkumpul bagi pecinta seni di Indonesia.

Ia menilai bahwa proses pengumpulan karya seni kaya akan makna, bukan sekadar tentang mengumpulkan objek.

Dalam mengumpulkan karya seni, jelasnya, para kolektor ingin menciptakan keteraturan, menemukan hubungan antara objek seni, dan membangun narasi yang dapat membantu orang memahami dunia.

Pameran melibatkan sebanyak 23 kolektor seni, dan total ada 30 karya seni dua dimensi dan tiga dimensi yang dipresentasikan di sana.

Salah satunya adalah lukisan “Bunga Sepatu” yang dimiliki oleh Wakil Ketua MPR, Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno.

Soeparno menjelaskan bahwa lukisan “Bunga Sepatu” diciptakan pada tahun 1919 oleh pelukis legendaris dan kurator, Dullah. Lukisan itu diwariskan dari orang tuanya.

“Seni dapat dipelajari dan ada dalam diri kita, dan kita dapat mengembangkannya,” kata Soeparno.

Berita terkait: Pemuda harus menguasai teknologi untuk mewujudkan transformasi digital

MEMBACA  Ikuti Aturan Saya: Bersedia Memediasi Novi dan Agus, Denny Sumargo

Berita terkait: Mahasiswa harus menumbuhkan persatuan dan kesatuan nasional: Menteri Pemuda

Berita terkait: Anak-anak adalah kekuatan bangsa: Menteri

Translator: Sean M, Kenzu
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2024