Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kebudayaan Indonesia mengumumkan pada Minggu bahwa mereka telah menyiapkan anggaran awal sekitar Rp11 miliar (USD659.000) untuk pembersihan dan pemulihan situs warisan budaya yang rusak akibat banjir dan tanah longsor baru-baru ini di Sumatra.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan kementerian terus mengidentifikasi situs-situs yang terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, dimana curah hujan tinggi pada akhir November memicu banjir dan tanah longsor yang meluas.
“Jumlahnya bertambah dari 43 menjadi 70, lalu melebihi 100. Sebelumnya sulit menjangkau daerah-daerah dengan akses terputus,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta.
Pengumpulan data dilakukan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) setempat di setiap provinsi.
Temuan awal menunjukkan sebagian besar situs mengalami kerusakan ringan hingga sedang, sementara beberapa menderita kerusakan parah.
Bantuan kementerian akan mencakup situs di semua kategori kerusakan, termasuk museum, makam bersejarah, dan kuburan yang ditetapkan sebagai warisan budaya.
Upaya pemulihan diperkirakan akan dimulai minggu depan, dengan melibatkan komunitas lokal dalam proses restorasi.
Bencana yang melanda pada akhir November itu menyebabkan kerusakan yang sangat luas.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), per 21 Desember jumlah korban jiwa telah mencapai 1.090, dengan 186 orang masih dinyatakan hilang.
Pihak berwenang melaporkan kerusakan pada 147.236 rumah, termasuk 44.051 rusak berat, 29.809 rusak sedang, dan 73.376 rusak ringan.
Pejabat menekankan bahwa pelestarian warisan budaya merupakan bagian dari upaya pemulihan yang lebih luas, bersama dengan bantuan kemanusiaan dan rehabilitasi infrastruktur.
Penerjemah: Sri Dewi, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025