Alasan Wanita Bersedia Menjadi Pihak Ketiga, Nomor Dua Bikin Terkesima!

Minggu, 23 November 2025 – 12.20 WIB

Lifestyle, VIVA – Apa yang kamu pikirkan waktu liat perempuan lain tega-teganya jadi orang ketiga di rumah tangga orang? Meskipun hal ini nggak terjadi sama kita, tapi sebagai sesama perempuan pasti ada rasa kesel dan marah sama perempuan tersebut.

Waktu dihadapin sama situasi kayak gini, nggak jarang kita suka mikir, ‘kok bisa ya perempuan sakiti perempuan lain?’ Kalimat-kalimat kayak gitu pasti sering muncul di pikiran kita. Tapi sayangnya, banyak dari perempuan yang jadi selingkuhan milih untuk santai aja menghadapi kritikan pedas yang datang.

Terus, apa sih yang bikin perempuan milih dan mau jadi pengganggu dalam rumah tangga orang? Menurut laman Soy Carmin, Minggu 23 November 2025, ternyata ada alasan psikologis yang bisa jelasin kenapa seorang perempuan milih jadi orang ketiga dan nggak peduli omongan orang. Ini dia tiga alasannya kenapa wanita milih untuk jadi selingkuhan.

1. Ketertarikan kuat dan sensasi adrenalin

Salah satu alasan yang paling umum adalah munculnya ketertarikan yang sangat kuat antara dua orang yang terlibat. Ketertarikan ini, ditambah dengan hasrat dan passion, bisa terasa sangat mendebarkan. Lonjakan adrenalin dan hormon kebahagiaan yang membanjiri otak dalam situasi seperti ini bisa bikin ketagihan, membuat perempuan tersebut terus nerusin hubungan itu meski dapet banyak kritik dari luar.

2. Janji-janji yang nggak pernah ada batas waktunya

Dalam banyak kasus, hubungan perselingkuhan dipenuhi sama janji-janji manis yang mungkin nggak pernah betul-betul ditepati, tapi cukup buat bikin seseorang bertahan. Janji-janji ini bikin ilusi tentang masa depan dan kestabilan yang meski nggak nyata, tapi dirasa cukup buat bikin perempuan milih jadi orang ketiga tanpa peduliin penilaian orang lain.

MEMBACA  Bobby Nasution Menutup Klub Malam, TNI Menangkap Anggota KKB hingga Pelaku Terorisme Menjadi Viral

3. Rasa percaya diri rendah dan kekosongan emosional

Rendahnya kepercayaan diri dan adanya kekosongan perasaan jadi faktor penentu dalam keputusan buat jadi wanita ketiga. Banyak perempuan yang nerima peran ini merasa bahwa mereka nggak cukup berharga untuk bikin hubungan yang utuh, sehat, dan penuh komitmen. Ditambah lagi, kekosongan emosional yang susah diisi sama hal lain bisa mendorong mereka untuk bertahan dalam hubungan seperti ini.