Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa aktivitas Gunung Marapi di Sumatra Barat mengalami peningkatan. Aktivitas gunung ini terlihat dari embusan asap dengan tinggi maksimum 400 meter di atas puncak, serta erupsi dengan tinggi abu letusan maksimum 2.000 meter di atas puncak gunung.
Selama periode 16-31 Oktober 2024, terjadi peningkatan gempa letusan atau erupsi Gunung Marapi. Setelah dua minggu sebelumnya tidak terjadi gempa, kini terjadi kembali. Gempa hembusan juga mengalami peningkatan, yang menunjukkan pelepasan energi akibat akumulasi energi selama dua minggu sebelumnya.
Gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Marapi juga masih aktif secara fluktuatif. Nilai energi seismik yang tercermin dari Real-time Seismic Amplitude Measurement (RSAM) sedikit berfluktuasi di atas baseline. Analisis menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai dv/v (variasi kecepatan seismik) di bawah nol, menunjukkan adanya peningkatan tekanan pada tubuh gunung api.
Koherensi juga cenderung menunjukkan penurunan, yang mengindikasikan bahwa kondisi medium bawah permukaan gunung semakin terganggu akibat peningkatan tekanan pada tubuh gunung. Berdasarkan evaluasi hingga 1 November 2024, tingkat aktivitas Gunung Marapi tetap pada level II (waspada).
Rekomendasi diberikan kepada masyarakat, pendaki, atau pengunjung untuk tidak memasuki atau berkegiatan di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat erupsi Gunung Marapi. Aktivitas gunung ini terus dipantau untuk mengantisipasi kemungkinan erupsi lebih lanjut.