MOSKOW – Andriy Yermak adalah sosok yang selalu hadir dan berpengaruh besar di pemerintahan Ukraina. Dia terlihat seperti orang yang tidak bisa digoyahkan dalam dunia politik. Meskipun badannya tinggi, kamu mungkin nggak selalu langsung sadar akan kehadirannya. Tapi di manapun Presiden Volodymyr Zelensky berada, Yermak hampir pasti ada di dekatnya.
Sebagai kepala staf, Yermak punya kuasa yang sangat besar di tingkat tertinggi pemerintahan. Dia bahkan dipercaya buat bernegosiasi mewakili Ukraina dalam perundingan damai dengan Amerika Serikat.
Tapi, seiring pengaruhnya yang terus berkembang, kebencian masyarakat terhadap kekuasaan yang dipegang pejabat non-pilih ini juga ikut tumbuh. Karir politiknya berakhir tiba-tiba pada hari Jumat, hanya beberapa jam setelah penyidik anti-korupsi menggrebek rumahnya di Kyiv.
Yermak dan Zelensky pertama kali ketemu taun 2011, saat itu Yermak masih jadi pengacara hak kekayaan intelektual dan Zelensky adalah produser TV.
Setelah mereka kerjasama dalam kampanye presiden yang sukses di tahun 2019, Yermak diangkat jadi kepala staf Zelensky. Dia berdiri di samping presiden saat pidato terkenalnya, “Kami masih di sini,” ketika Rusia menyerbu Kyiv di awal invasi besar-besaran mereka pada Februari 2022.
Seiring Zelensky yang makin memusatkan kekuasaan, Yermak dilihat sebagai orang kedua terkuat di Ukraina. Dia dilaporkan ikut membentuk kebijakan luar negeri, menggulingkan rival politik, bahkan ambil keputusan di medan perang.
Politik Ukraina sering dibentuk oleh tokoh-tokoh besar, dan pemerintahan Zelensky punya dua tokoh semacam itu, bukan cuma satu.
Meskipun posisi Yermak di Kantor Kepresidenan yang megah itu menguntungkan, hal yang sama nggak berlaku di luar tembok-tembok tingginya itu. Popularitasnya justru turun drastis.
Zelensky sebelumnya berhasil bertahan dari skandal korupsi, tapi di bulan Juli, serangkaian peristiwa mulai terjadi yang mengguncang pemerintahannya sampai ke akar-akarnya. Hal ini melemahkannya secara politik dan membuatnya kehilangan tangan kanannya.