Jakarta (ANTARA) – Ahli gizi Indonesia, Mochammad Rizal, menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah untuk memastikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan dan pendidikan anak.
Rizal mengatakan program ini, yang dirancang untuk meningkatkan gizi anak dan mendukung Indonesia Emas 2045, harus dinilai secara berkala agar hasilnya tetap efektif.
“Dalam jangka pendek, kita akan lihat gizi membaik dan angka anemia turun. Anak yang sehat hari ini akan membentuk generasi bebas stunting,” kata Rizal pada Minggu.
Selain perbaikan kesehatan, MBG juga diharapkan bisa meningkatkan motivasi belajar siswa dan memperkuat rantai pasok pangan lokal, yang menguntungkan petani, nelayan, dan usaha katering.
Namun, Rizal mencatat beberapa tantangan, khususnya kebiasaan siswa sering konsumsi makanan ultra-proses (UPF) seperti camilan dan permen.
“Menu MBG yang ideal mungkin tidak dimakan, sementara menawarkan makanan berbasis UPF seperti nugget atau sosis bisa mengalihkan dari tujuan memenuhi kebutuhan gizi,” ujarnya.
Dia mendorong evaluasi bertahap untuk melacak perubahan kebiasaan makan siswa dan menekankan perlunya sekolah memantau insiden terkait kualitas dan keamanan pangan.
Berita terkait: TNI menanam tanaman untuk dukung pasokan bahan makanan gratis
Panduan Pelaksanaan MBG yang disusun Kementerian Pendidikan seharusnya mencakup prosedur evaluasi yang detail, katanya.
Rizal merekomendasikan sekolah mengumpulkan data penerima manfaat, jenis menu, sisa makanan, dan status gizi siswa sebelum dan sesudah program. Sekolah juga harus mengukur tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh siswa setiap enam bulan.
Dia menekankan peran penting ahli gizi dalam memastikan keamanan pangan, dan mencatat bahwa beban kerja mereka saat ini masih berat.
“Satu ahli gizi mengawasi 3.000 sampai 4.000 porsi makanan adalah beban yang berlebihan,” ujarnya, menambahkan bahwa aturan baru sekarang membatasi output dapur maksimal 2.000 porsi, suatu langkah yang dia sebut positif.
Rizal juga mendorong integrasi pendidikan gizi ke dalam program untuk mengajarkan siswa dan keluarga tentang kebiasaan makan sehat.
“Ini program baru dengan banyak tantangan, jadi umpan balik yang terus-menerus sangat penting,” katanya.
Berita terkait: Perpustakaan Nasional siapkan bahan bacaan tentang gizi untuk dukung MBG
*Penerjemah: Citro Atmoko, Katriana
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025*