ADB dan Bank Dunia Meluncurkan Proyek Perdana di Pasifik dalam Kerangka Baru

Jakarta (ANTARA) – Asian Development Bank (ADB) dan World Bank Group telah mengumumkan dua proyek kolaborasi pertama mereka di wilayah Pasifik dibawah Full Mutual Reliance Framework (FMRF).

Berbicara pada acara peluncuran di Manila, Filipina, pada Kamis, Presiden ADB Masato Kanda mendeskripsikan FMRF sebagai model pendanaan inovatif yang memungkinkan kedua organisasi untuk beroperasi lebih efisien dan efektif.

“Ini adalah cara untuk membuat pembiayaan pembangunan lebih sederhana, cepat, dan efektif,” ujarnya, seperti disiarkan disini melalui konferensi daring.

Dibawah kerangka kerja baru ini, negara penerima manfaat dapat menerima dana dari kedua lembaga tetapi hanya perlu mematuhi aturan dan prosedur dari satu pemberi pinjaman utama.

Kanda mengatakan bahwa pemberi pinjaman utama, baik itu ADB atau World Bank, akan mengawasi semua aspek proyek, dari desain dan persiapan hingga pengawasan dan evaluasi.

Menurut dia, pendekatan ini memungkinkan lembaga-lembaga tersebut untuk bersama-sama mengatasi tantangan kompleks, mulai dari memperkuat ketahanan bencana hingga membangun konektivitas yang lebih baik.

“Pendekatan ini merampingkan proses (pendanaan) dan menghilangkan duplikasi (aturan dan prosedur), memungkinkan kita semua untuk fokus pada hal yang paling penting, yaitu dampak (dari proyek bagi masyarakat),” jelas Kanda.

Presiden World Bank Group Ajay Banga menggemakan sentimen ini, menyatakan bahwa inisiatif ini dibangun atas komitmen bersama untuk memberikan dampak yang lebih besar bagi negara-negara penerima.

Dia mencatat bahwa skema FMRF dikembangkan sebagai tanggapan atas permintaan langsung dari negara-negara penerima manfaat yang ingin mengurangi beban administratif.

Dia menyatakan bahwa negara-negara dengan kapasitas terbatas seringkali kewalahan oleh perbedaan aturan, persyaratan dokumen, dan prosedur pengadaan dari kedua institusi, yang menunda pelaksanaan proyek yang didanai.

MEMBACA  Apakah Kamu Berada di 3% Teratas Pensiunan? Inilah Jumlah Simpanan yang Sangat Rendah yang Perlu Kamu Miliki Untuk Masuk dalam Golongan Terkaya

“Ada dua proyek sekarang, tapi kami punya sekitar 20 lagi dalam pipa di sektor infrastruktur, energi, agribisnis, kesehatan, dan perlindungan sosial,” kata Banga.

Dua proyek pertama adalah proyek modernisasi sektor kesehatan di Fiji, dengan World Bank sebagai pemberi pinjaman utama, serta proyek transportasi terpadu dan infrastruktur perkotaan di Tonga, dengan ADB sebagai pemberi pinjaman utama.

ADB dan World Bank menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Full Mutual Reliance pada Februari 2025.

Berita terkait: ADB menyetujui pinjaman US$180 juta untuk dukung proyek geothermal RI

Berita terkait: Indonesia dan ADB bermitra untuk revitalisasi sektor pariwisata Bali

Berita terkait: ADB nilai tarif AS tidak berdampak serius pada Indonesia

Reporter: Uyu Septiyati Liman
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025

Tinggalkan komentar