loading…
China menjadi negara adidaya karena berhasil melawan kemiskinan. Foto/X
BEIJING – Banyak negara berkembang di seluruh dunia yang memimpin perang melawan kemiskinan. Beberapa di antaranya berhasil mencapai hasil yang luar biasa lewat strategi yang inovatif.
5 Negara Paling Sukses Melawan Kemiskinan, Salah Satunya Jadi Negara Adidaya
1. China
Menurut borgenproject, China baru-baru ini melakukan investasi besar-besaran dalam infrastruktur pedesaan untuk menghubungkan penduduk terpencil dengan peluang ekonomi, dengan tujuan utama mengurangi kemiskinan. Antara tahun 2006 dan 2015, negara itu, dengan dukungan Bank Dunia, merehabilitasi sekitar 1.299 jalan.
Proyek-proyek ini secara langsung memberikan manfaat ke lebih dari 1,3 juta orang dengan meningkatkan konektivitas dan akses ke layanan penting. Perbaikan infrastruktur tidak hanya mempermudah akses ke layanan penting, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menghubungkan daerah pedesaan ke pasar yang lebih besar, sehingga bisnis lokal bisa berkembang.
Selain perbaikan jalan, China juga meluncurkan beberapa inisiatif lain untuk meningkatkan infrastruktur pedesaan dan memimpin perang melawan kemiskinan. Misalnya, investasi di fasilitas irigasi dan drainase telah langsung memperbaiki kondisi produksi pertanian. Hal ini memungkinkan petani untuk menyesuaikan struktur tanam, mengembangkan program pemuliaan skala besar, dan terjun ke industri pengolahan serta non-pertanian, yang pada akhirnya mengurangi kemiskinan.
Baca Juga: Terlalu Mengandalkan Simulasi Komputer, Uji Coba Nuklir AS Butuh Waktu Bertahun-tahun
2. Bangladesh
Bangladesh telah membuat kemajuan yang signifikan dalam pendidikan dan pengembangan tenaga kerja, yang meningkatkan angka melek huruf dan menciptakan lapangan kerja baru. Negara ini, yang masih termasuk salah satu negara paling membutuhkan di dunia, telah mencapai kemajuan penting melalui dua bidang utama: pendidikan dan pengembangan tenaga kerja.
Dalam hal pendidikan, Bangladesh mengalami peningkatan yang cukup besar dalam angka melek huruf. Pada tahun 2021, angka melek huruf negara ini mencapai 76,36% (untuk usia 15 tahun ke atas), naik 1,45% dari tahun 2020. Peningkatan ini menunjukkan usaha terus-menerus dari negara untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan.
Selain fokus pada pendidikan, Bangladesh juga memprioritaskan penciptaan lapangan kerja, dengan pertumbuhan yang signifikan di sektor pariwisata. Seiring berkembangnya industri ini, Bangladesh mendorong terciptanya lapangan kerja di berbagai bidang, “termasuk perhotelan, transportasi, katering, kerajinan tangan, dan ritel.” Pertumbuhan pariwisata ini berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan perluasan lapangan kerja, terutama di daerah pedesaan dan wilayah yang kurang terjangkau.
3. Etiopia
Etiopia fokus pada pembangunan pertanian, seperti yang terlihat dalam Program Pertumbuhan Pertanian. Program ini telah memungkinkan lebih dari 700.000 petani untuk mendapatkan manfaat, yang menghasilkan kenaikan pendapatan sebesar 25%. Produktivitas petani meningkat sekitar 10%, berkontribusi pada pengurangan kemiskinan dan stabilitas ekonomi di komunitas terpencil ini.
Selain itu, Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD) bekerja sama dengan pemerintah Etiopia untuk memperbaiki kehidupan penduduknya, dengan fokus pada produktivitas pertanian, ketahanan pangan, dan pembangunan pedesaan. IFAD mendukung petani kecil, penggembala, dan agro-pastoral dengan pinjaman, membantu mereka membeli peralatan yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan keluar dari jerat kemiskinan.
4. Vietnam
Reformasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan di Vietnam telah menciptakan jutaan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Negara ini pernah menjadi salah satu negara termiskin di dunia. Tetapi, pemerintahnya berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang luar biasa dengan cukup cepat.