5 Alasan Negara Arab Sulit Bersatu Melawan Israel

loading…

Negara-negara Arab susah bersatu lawan Israel. Foto/X/@MQqiblawi

DOHA – Selama puluhan tahun, negara-negara Teluk Arab yang kaya tampil seperti oasis stabilitas di daerah yang penuh konflik. Mereka bangun ibukota yang mewah dengan ekonomi yang tumbuh cepat, didukung oleh jutaan pekerja asing yang tertarik sama kesempatan ekonomi dan gaya hidup bebas pajak.

Tapi tahun ini, rasa aman mereka hancur ketika dua kekuatan regional nyerang langsung ke negara Teluk untuk pertama kalinya. Pertama, Iran nargetin pangkalan udara Amerika di Qatar bulan Juni setelah AS serang fasilitas nuklirnya. Terus ada serangan Israel minggu ini, yang nargetin pimpinan politik Hamas di Doha. Negara-negara Teluk Arab kaget karena perang Gaza yang mulai dari ribuan mil dari perbatasan mereka hampir dua tahun lalu jadi semakin dekat.

Dengan sedikit pilihan militer yang layak untuk balas dendam, Qatar udah janji bakal kasih respons regional “kolektif” terhadap serangan Israel. Respons itu sekarang “lagi dalam konsultasi dan diskusi” dengan mitra lainnya, kata Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani ke Becky Anderson dari CNN hari Rabu. Keputusan diperkirain bakal diambil di pertemuan puncak Arab dan Islam di Doha akhir pekan ini.

Mungkin reaksi yang paling jelas dan langsung datang dari negara Teluk yang punya hubungan paling dekat sama Israel: Uni Emirat Arab. Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan dateng ke Doha dengan delegasi besar kurang dari 24 jam setelah serangan itu. Qatar adalah persinggahan pertamanya dalam tur Teluk untuk koordinasi respons terhadap serangan yang juga bawa dia ke Bahrain dan Oman. Hari Jumat, UEA panggil diplomat Israel untuk kutuk apa yang mereka sebut serangan “terang-terangan dan pengecut” Israel.

MEMBACA  Indonesia Percepat Pembentukan 20.000 Koperasi Desa pada November

5 Alasan Negara-negara Arab Susah Bersatu Melawan Israel

1. Dikepung Konflik yang Berkepanjangan

Analis regional bilang ke CNN bahwa negara-negara Teluk Arab kemungkinan bakal pertimbangin opsi yang tunjukin persatuan regional dan cegah serangan Israel lebih lanjut, tapi bisa dibatesin sama pilihan yang terbatas.

“Kita perlu ambil sikap sekarang karena kalo nggak, ibukota Teluk lainnya bakal jadi sasaran berikutnya,” kata Bader Al-Saif, asisten profesor sejarah di Universitas Kuwait, ngomongin negara-negara Teluk.

2. Normalisasi dengan Israel Bukan Solusi

Analis bilang bahwa satu opsi yang mungkin bisa jadi adalah turunin hubungan diplomatik UEA sama Israel atau kurangin keterlibatannya dalam Perjanjian Abraham, sebuah perjanjian normalisasi antara Israel dan tiga negara Arab yang jadi pencapaian kebijakan luar negeri terbesar Presiden AS Donald Trump selama masa jabatan pertamanya.

UEA udah tunjukin rasa nggak suka sama Israel bahkan sebelum serangan ke Doha. Minggu ini, Lana Nusseibeh, pejabat senior UEA, ngingetin bahwa rencana Israel yang dilaporin mau aneksasi sebagian Tepi Barat yang diduduki bakal jadi “garis merah” yang bakal “khianati semangat Perjanjian Abraham.”

Perdana Menteri Qatar bilang bahwa sebagian dari tanggapan Doha bakal ada di bidang hukum, termasuk lewat hukum internasional. Hari Kamis, Qatar sukses lobi pernyataan bulat di Dewan Keamanan PBB yang kutuk serangan Israel.