"5.500 Warga Surabaya Terima Kit Tes HPV Mandiri dalam Program Percobaan" 🔹 Pemerintah berikan akses pemeriksaan mandiri 🔹 Target: deteksi dini kanker serviks 🔹 Fase uji coba untuk perluasan program (Format disesuaikan tanpa mengubah makna asli)

Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) – Kementerian Kesehatan telah menyediakan alat tes mandiri untuk skrining HPV DNA kepada setidaknya 5.500 wanita di Surabaya sebagai bagian dari proyek percontohan. Tujuannya untuk mengatasi tantangan dalam skrining kanker serviks dan meningkatkan cakupannya.

Proyek ini dilaksanakan bekerja sama dengan Johns Hopkins Program for International Education in Gynecology and Obstetrics (Jhpiego), Biofarma, dan Roche.

Menurut Jhpiego, metode ini memungkinkan wanita mengambil sampel sendiri di mana saja, seperti di puskesmas atau di rumah dengan nyaman.

Direktur Jhpiego Indonesia, Maryjane Lacoste, mengatakan di Surabaya pada Senin bahwa alat ini bisa membantu mengatasi masalah seperti rasa malu atau tidak nyaman akibat metode skrining lain seperti IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) dan pap smear.

"Di sisi permintaan, ada daerah di mana wanita sulit mengakses layanan kesehatan. Di sinilah tes mandiri bisa jadi pilihan bagus dengan bantuan kader kesehatan," ujarnya.

"Atau, mungkin fasilitas laboratorium terbatas. Tapi kalau ada sistem hub dan pengujian terpusat, itu bisa diatasi," tambahnya.

Alat tes mandiri ini menggunakan swab untuk mengambil sampel. Alat serta mesin pembaca sampel otomatis disediakan oleh Roche. Mesin Cobas 5800 berada di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Surabaya.

Lacoste menjelaskan, inisiatif ini sejalan dengan target nasional program eliminasi kanker serviks, yaitu memastikan 75% wanita usia 30–69 tahun diskrining dengan teknologi HPV DNA.

Hingga 13 Juni 2025, sekitar 45% dari 5.500 warga Surabaya yang ditargetkan, atau 2.475 orang, telah menjalani skrining.

Setidaknya 95% sampel telah diuji di lab, dengan tingkat positif sebesar 4,6%.

Dari 26,9% klien yang positif HPV, 26,2% telah menerima ablasi termal.

"Sebagian lagi (0,7%) dijadwalkan tes tambahan bulan ini atau bulan depan untuk perawatan," jelasnya.

MEMBACA  Inilah Saham Kecerdasan Buatan (AI) yang Saya Pikir Akan Menjadi Anggota Berikutnya dari Microsoft, Apple, Nvidia, Alphabet, Amazon, dan Meta dalam Kelompok $1 Triliun

Selain itu, proyek percontohan di Sidoarjo juga menargetkan 923 wanita di daerah pedesaan. Skrining melibatkan tenaga kesehatan yang mengambil sampel serviks.

Sampel dari Sidoarjo diproses manual di lab Mojokerto.

Jhpiego berencana melaporkan hasil proyek ini pada Desember 2025.

Lacoste berharap proyek ini membantu pemerintah merumuskan pendekatan terbaik untuk skrining kanker serviks di perkotaan dan pedesaan, lalu menerapkannya secara nasional.

Diharapkan lebih banyak wanita mau melakukan skrining agar lesi bisa dideteksi dan diobati segera, mencegah perkembangan jadi kanker.

"Kanker satu-satunya yang bisa dicegah dengan skrining dini," tegasnya.

Berita terkait: Indonesia siapkan rencana aksi tangani empat kanker prioritas

Berita terkait: Indonesia perluas cakupan imunisasi HPV

Reporter: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025