412 Pasukan Kecerdasan Buatan Indonesia Siap Mengubah Dunia Teknologi

Kamis, 14 Agustus 2025 – 18:34 WIB

Jakarta, VIVA — Lintasarta, anak perusahaan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), umumkan kelulusan 412 AI Engineer dari program beasiswa Laskar AI. Lulusan ini siap bekerja di Lintasarta, mitra strategis, dan mitra bisnis berbagai sektor.

Baca Juga:
Ancaman AI terhadap Pekerja Kantoran Makin Nyata, Staf Newbie hingga Senior Bisa Kena Dampak!

Laskar AI memberi kesempatan bagi lulusannya untuk berkarir di industri lain yang butuh talenta AI. Ini sejalan dengan komitmen Lintasarta dalam menyiapkan SDM unggul siap AI untuk dukung transformasi digital nasional.

Program Laskar AI bagian dari gerakan AI Merdeka yang digagas Lintasarta bersama Dicoding dan mitra global NVidia. Tujuannya mencetak talenta digital terbaik di bidang kecerdasan buatan (AI) dari seluruh Indonesia.

Baca Juga:
AI Bukan Lagi Pilihan

Menurut Laporan UNESCO AI Readiness Assessment, pendidikan dan pengembangan keterampilan adalah salah satu dari lima klaster strategis utk persiapkan Indonesia hadapi perkembangan AI.

"Penguasaan teknologi AI akan jadi faktor penting tingkatkan daya saing bangsa di dunia global. Kami tak hanya buka akses pendidikan berkualitas, tapi juga jembatani talenta terbaik Indonesia menuju peluang kerja nyata di sektor digital," ujar Direktur Utama Lintasarta, Bayu Hanantasena, di Jakarta, Kamis, 14 Agustus 2025.

Baca Juga:
AI Ancam Eksistensi Karyawan Kantoran, Ini 5 Profesi yang Diprediksi Hilang pada 2030

Dengan 412 AI Engineer lulus siap kerja, Laskar AI tunjukkan bahwa kolaborasi industri, akademisi, dan pemerintah bisa hasilkan SDM digital bersaing global.

“Kami yakin perluasan akses pendidikan AI tak hanya penting utk penuhi kebutuhan industri, tapi juga bekali masyarakat dgn literasi AI,” kata Bayu.

MEMBACA  MNC Peduli Edukasi Para Ibu Menyiapkan Makanan Sehat Bergizi

Sejak dibuka November 2024, Laskar AI telah terima lebih dari 13 ribu pendaftar dari seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, 657 peserta lolos seleksi dan ikuti pelatihan intensif sejak Februari 2025, terdiri dari 547 mahasiswa aktif dan fresh graduate dari 197 kampus, serta 110 profesional dan dosen dari 70 institusi.

Pelatihan berjalan hampir satu semester untuk mahasiswa—setara 958 jam pembelajaran—dan 626 jam untuk profesional dan dosen. Laskar AI gunakan kurikulum berbasis industri dengan metode project-based learning.

Peserta dilatih dgn keterampilan AI, pemrograman, pengolahan data, machine learning, serta kurikulum berbasis industri. Program ini tak hanya beri keterampilan teknis, tapi juga pengalaman nyata yg siapkan peserta untuk langsung kerja.

Sebagai puncak pembelajaran, peserta mahasiswa wajib selesaikan Capstone Project selama 250 jam yang hasilkan lebih dari 100 portofolio proyek AI. Sebanyak 13 proyek di antaranya diakui sebagai pengganti skripsi oleh kampus asal peserta—bukti kualitas dan relevansi materi yg dipelajari.

"Kami rancang kurikulum yg sesuai perkembangan industri dan didukung infrastruktur mutakhir, seperti GPU Merdeka. Kolaborasi ini tak hanya bekali peserta dgn keterampilan teknis, tapi juga siapkan mereka jadi talenta siap pakai yg bisa dorong inovasi di berbagai sektor," jelas Pendiri Dicoding, Narenda Wicaksono.

Halaman Selanjutnya
Capaian program