Iran memiliki berbagai sumber pendanaan untuk perang melawan Israel. Salah satunya adalah penjualan senjata ke Rusia. Selama bertahun-tahun, Iran telah berhasil mengumpulkan puluhan miliar dolar dari penjualan minyak ilegal ke seluruh dunia. Dana tersebut digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk membeli senjata, mendukung pejuang seperti Hamas dan Hizbullah, serta menjaga ekonomi negara tetap berjalan.
Ekspor minyak Iran mencapai lebih dari 15 miliar dolar antara Maret dan Juli 2024. Mayoritas ekspor minyak Iran ditujukan ke negara-negara seperti Uni Emirat Arab, China, Turki, Jerman, dan India. Kelemahan penegakan sanksi internasional terhadap minyak oleh pemerintahan Biden telah memungkinkan Iran meningkatkan ekspor minyaknya secara signifikan. Sejak pemerintahan Biden, Iran telah memperkirakan pendapatan total dari penjualan minyaknya mencapai antara 81 miliar hingga 90,7 miliar dolar.
Selain penjualan minyak, Iran juga melakukan penjualan senjata ke Rusia. Pada bulan September 2024, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengonfirmasi bahwa Iran telah mengirim rudal balistik jarak pendek ke Rusia. Meskipun Iran membantah tindakan tersebut, kerjasama senjata antara Iran dan Rusia menjadi perhatian utama bagi AS dan sekutunya. Iran dan Rusia telah saling memasok senjata sejak sebelum perang Ukraina, dengan Iran memberikan drone kamikaze dan Rusia memberikan peralatan militer seperti helikopter, tank, dan kendaraan lapis baja.
Kemitraan senjata antara Iran dan Rusia menjadi sumber kekhawatiran bagi AS, karena Iran kemungkinan akan menggunakan dana yang diperoleh dari penjualan senjatanya untuk mendukung proksinya di luar negeri, seperti Hamas, Houthi, dan Hizbullah. Mereka menggunakan senjata dari Iran untuk melakukan serangan teroris dan mengancam keamanan kawasan.
Dengan sumber pendanaan yang kuat, Iran terus memperkuat kemampuan militernya dan mendukung kelompok-kelompok militan di seluruh kawasan. Upaya untuk mengurangi pengaruh Iran dalam hal penjualan senjata dan pendanaan kelompok-kelompok ekstremis menjadi tantangan besar bagi komunitas internasional. Diperlukan kerjasama yang kuat antara negara-negara untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh praktik pendanaan yang merugikan tersebut.