2004 tsunami membuka pintu perdamaian di Aceh: gubernur pelaksana

Tsunami Samudra Hindia 2004 yang melanda Aceh ternyata menjadi berkah terselubung dengan membuka jalan bagi penyelesaian segera pemberontakan di provinsi tersebut, kata Gubernur Pelaksana Aceh Safrizal ZA.

Tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004, yang disertai gempa bumi berkekuatan 9,1, menewaskan lebih dari 170 ribu orang dan menghancurkan 250 ribu rumah serta infrastruktur penting di Indonesia dan negara-negara lain di sekitar Samudra Hindia.

“Tsunami tahun 2004 membuka pintu perdamaian di Aceh, dan konflik tiga dekade berakhir,” kata Safrizal saat mengenang 20 tahun tsunami Samudra Hindia 2004, di Masjid Agung Baiturrahman Banda Aceh pada Kamis.

Setelah puluhan tahun konflik antara pemerintah pusat dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang menuntut kemerdekaan Aceh, kedua belah pihak akhirnya setuju untuk resolusi perdamaian dan menandatanganinya di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005, katanya.

Gubernur pelaksana kemudian menyoroti kasih karunia Tuhan di Aceh, yang terlihat dalam solidaritas bersatu dunia internasional yang mendukung respons darurat—tindakan “belum pernah terjadi dalam sejarah operasi kemanusiaan modern.”

Lebih dari 60 negara, ratusan organisasi internasional, dan ribuan relawan asing datang ke Aceh untuk membantu provinsi pulih dari salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah tercatat.

“Kita melihat dunia bersatu untuk Aceh. Kita melihat ribuan relawan internasional bekerja tanpa lelah untuk Aceh; beberapa bahkan mengorbankan nyawa mereka untuk membantu Aceh,” kata Safrizal.

Merenungkan tragedi dan akibatnya, gubernur pelaksana mendorong masyarakat Aceh untuk bersyukur dan mengungkapkan rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang dalam kasih-Nya, menggerakkan dunia untuk mendukung provinsi selama waktu paling berbahaya dua dekade yang lalu.

“Sudah dua puluh tahun berlalu, namun kenangan akan bencana menghancurkan tetap ada di hati kita. Namun demikian, kita harus menyimpan di hati kita rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan masyarakat global,” katanya.

MEMBACA  Semakin Banyak Kritik dari PBNU, PKB Semakin Bertambah Kuat

Berita terkait: Kepala KPI desak penyiar TV, radio untuk meningkatkan kewaspadaan bencana

Berita terkait: Beberapa ratus korban tsunami Aceh bersatu dalam doa

Berita terkait: Mengenang tsunami Aceh: Melestarikan mangrove untuk mencegah tragedi

Translator: Rahmat Fajri, Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024

Tinggalkan komentar