1000 Hari Meninggalnya Mbah Dimyati Rois, Gus Imin: Beliau sebagai Acuan PKB

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau biasa dipanggil Gus Imin, menghadiri peringatan 1000 hari wafatnya pendiri Ponpes Al-Fadlu wal Fadilah Kaliwungu, Kendal, yang juga Ketua Dewan Syura DPP PKB 2018-2022 KH. Dimyati Rois. Gus Imin mengatakan Kiai Dimyati Rois adalah sosok panutan yang telah mewarisi berbagai macam ilmu serta keteladanan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa, beragama, dan bernegara. “Semua yakin dan optimistis warisan beliau akan terus mewarnai kehidupan kemasyarakatan, mewarnai kehidupan keumatan, menjadi suluh penerang jalan bangsa dan negara,” tutur Gus Imin di Kendal, Kamis (6/3) malam. Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat itu menyatakan, Kiai Dimyati adalah ulama yang patut menjadi rujukan bagi siapa pun, terutama bagi keluarga besar PKB dan Nahdlatul Ulama. Menurut Gus Imin, komitmen Kiai Dimyati Rois semasa hidup tidak hanya diimplementasikan dalam laku keagamaan saja, tetapi juga dalam berbangsa dan bernegara. “Beliau adalah salah satu rujukan PKB dalam komitmen keagamaan sekaligus kebangsaan. Satu tarikan napas yang tidak bisa diputuskan antara kecintaan kepada agama dan kecintaan kepada tanah air,” kata Gus Imin. Dimyati Rois atau Mbah Dim lahir di Brebes pada 5 Juli 1945. Dia mengawali pendidikan sebagai santri di Pondok Pesantren APIK Kaliwungu, Kendal. Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, setelah itu berlanjut ke Rembang, tepatnya di Pondok Pesantren Sarang. Sewaktu muda, Mbah Dim menetap di Kendal dan memutuskan untuk menikah dengan anak seorang tokoh masyarakat Kaliwungu, KH Ibadullah yang bernama Hj. To’ah pada 1 Januari 1978. Dimyati Rois atau Mbah Dim lahir di Brebes pada 5 Juli 1945. Dia mengawali pendidikan sebagai santri di Pondok Pesantren APIK Kaliwungu.

MEMBACA  Beijing menyebut penyelidikan turbin angin UE sebagai 'tindakan proteksionis'

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News