Kamis, 6 November 2025 – 23:51 WIB
Lumajang, VIVA – Hujan deras yang mengguyur kawasan Gunung Semeru pada Rabu 5 November 2025 siang memicu banjir lahar dingin yang menyebabkan ribuan warga terisolasi. Aliran lahar hujan itu terjadi sekitar jam 14.00 WIB dan mengarah sampai ke kawasan Gunung Sawur, di kaki Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Banjir lahar dingin menerjang dua desa di Kecamatan Pasirian, yaitu Desa Gondoruso dan Desa Bades. Berdasarkan laporan sementara, sebanyak 1.211 kepala keluarga (KK) sempet terisolir karena akses jalan yang terputus. Material vulkanik yang terbawa arus juga menutupi sebagian jalan penghubung, mengakibatkan dua unit dump truck terjebak dan sekitar 30 hektar lahan pertanian warga terdampak.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menjelaskan bahwa tim gabungan langsung diterjunkan ke lokasi untuk membantu proses evakuasi dan asesmen awal.
“BPBD Kabupaten Lumajang segera berkoordinasi dengan PUSDA Jawa Timur UPT Lumajang, Forkopimca Pasirian, serta perangkat desa setempat untuk mempercepat proses asesmen dan penanganan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Kamis 6 November 2025.
1.211 KK Terisolir Akibat Banjir Lahar Dingin Semeru
Ia menambahkan, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Lumajang juga membantu warga menyeberang di titik-titik rawan sambil memastikan kondisi tetap aman.
Pemerintah Kabupaten Lumajang pun menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor melalui Surat Keputusan Bupati Lumajang Nomor 100.3.3.2/550/KEP/427.12/2025. Status ini berlaku selama tujuh hari, mulai 5 hingga 11 November 2025.
Menurut laporan terbaru pada Kamis (6/11), kondisi banjir sudah berangsur surut dan situasi di lapangan mulai normal. Meski begitu, petugas tetap berjaga untuk mengantisipasi hujan susulan dan potensi lahar dingin lanjutan dari Gunung Semeru.
BNPB mengimbau warga yang tinggal di sekitar lereng Semeru agar tetap waspada, terutama saat hujan dengan intensitas tinggi turun di wilayah hulu sungai.
“Masyarakat diharapkan tidak beraktivitas di sekitar bantaran sungai dan selalu memperbarui informasi resmi dari BPBD setempat maupun PVMBG,” tegas Abdul Muhari.