Presiden Prancis Emmanuel Macron memanggil insiden di kota Mediterania sebagai ‘tindakan teroris’ saat polisi mencari tersangka.
Otoritas Prancis telah membuka “penyelidikan terorisme” setelah serangan pembakaran di sebuah sinagoge di sebuah kota Mediterania barat daya melukai seorang polisi dan pasukan keamanan mencari tersangka.
Dua mobil yang diparkir di kompleks sinagoge Beth Yaacov di kota resor tepi laut La Grande Motte dekat Montpellier dibakar pada hari Sabtu, Kantor Jaksa Penuntut Terorisme Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Petugas pemadam kebakaran menemukan kebakaran tambahan di dua pintu masuk ke sinagoge. Seorang polisi yang berjalan ke situs tersebut terluka setelah tabung gas propana di salah satu kendaraan meledak, demikian pernyataan tersebut.
Lima orang, termasuk rabbi, yang berada di kompleks sinagoge pada saat serangan tidak terluka, tambahnya.
Beberapa media berita Prancis melaporkan bahwa nyawa polisi yang terluka tidak dalam bahaya.
Kota La Grande Motte memiliki sekitar 8.500 penduduk tetap tetapi populasi meningkat selama musim pariwisata di musim panas.
Presiden Emmanuel Macron mengatakan serangan sinagoge itu adalah “tindakan teroris” dan menekankan bahwa “segala sesuatu sedang dilakukan untuk menemukan pelakunya.”
“Pertempuran melawan anti-Semitisme adalah pertempuran yang berkelanjutan,” kata Macron di X.
Pejabat Perdana Menteri Gabriel Attal juga mengatakan sinagoge itu menjadi target dalam “tindakan anti-Semitisme.”
Menteri Dalam Negeri Penjabat Gerald Darmanin memerintahkan peningkatan polisi untuk melindungi tempat ibadah Yahudi dan mengatakan insiden tersebut sedang ditangani sebagai “percobaan pembakaran” yang “jelas merupakan tindakan kriminal.”
“Saya ingin menjamin warga Yahudi sesama kami atas dukungan penuh saya dan mengatakan bahwa atas permintaan Presiden Emmanuel Macron semua cara sedang dimobilisasi untuk menemukan pelakunya,” tulis Darmanin di X.