Mantan Laksamana Madya Angkatan Laut AS, James Stavridis, mengatakan bahwa perang di Ukraina bisa berakhir seperti Perang Korea.
Stavridis mengatakan bahwa baik Rusia maupun Ukraina “semakin lelah dengan perang ini”.
Menurutnya, hal ini bisa menyebabkan kedua negara tersebut terbuka untuk negosiasi menuju akhir tahun 2024.
Akhir perang di Ukraina bisa terlihat seperti akhir Perang Korea, dengan sebagian Ukraina tetap diduduki oleh pasukan Rusia, kata mantan komandan NATO yang merupakan sekutu teratas.
“Pada akhirnya, ini akan berakhir seperti Perang Korea, yang berarti Rusia kemungkinan masih memiliki kendali atas sebagian Ukraina, Crimea, dan jembatan darat ke Rusia,” kata Laksamana Madya Angkatan Laut AS yang telah pensiun, James Stavridis, dalam wawancara radio “The Cats Roundtable” yang disiarkan pada hari Minggu.
“Di sisi lain, saya melihat Ukraina bergabung dengan NATO,” tambah Stavridis.
Rusia menyerbu Ukraina pada Februari 2022. Konflik yang berkepanjangan ini telah menyebabkan Rusia menghadapi sanksi yang mematikan dari Barat dan Ukraina bergantung pada dukungan Barat untuk upaya perang mereka.
“Baik Rusia maupun Ukraina semakin lelah dengan perang ini dalam hal kemampuan militer mereka dan sanksi ekonomi yang diberlakukan di kedua belah pihak,” kata Stavridis kepada pembawa acara radio John Catsimatidis.
“Ketika saya mengumpulkannya semua, John, saya rasa menuju akhir tahun ini, mungkin setelah pemilihan presiden AS, kita memiliki kesempatan untuk negosiasi potensial,” kata Stavridis.
Pada September 2022, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengeluarkan dekret yang menyatakan bahwa pembicaraan perdamaian “tidak mungkin” dengan pemimpin Rusia, Vladimir Putin.
Kemudian, pada November 2022, Zelenskyy mengungkapkan “rumus perdamaian” nya. Rencana perdamaian 10 poin Zelenskyy meminta penarikan pasukan Rusia dan pemulihan perbatasan negara Ukraina dengan Rusia.
Rencana Zelenskyy ditolak oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, yang mengatakan bahwa rencana tersebut tidak akan digunakan sebagai dasar untuk negosiasi.
Perwakilan Stavridis tidak segera merespons permintaan komentar dari Business Insider yang dikirim di luar jam kerja reguler.
Baca artikel asli di Business Insider