Presiden Indonesia Jokowi disambut negara di Abu Dhabi

Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menerima sambutan kenegaraan di istana Qasr Al Watan di Abu Dhabi pada hari Rabu dari Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ).

Dalam sebuah pernyataan, kantor Jokowi mengatakan bahwa beliau tiba di istana diiringi oleh rangkaian mobil presiden. Konvoi melintasi kavaleri dan prajurit di unta, serta musisi tradisional. Meriam ditembakkan sebanyak 21 kali untuk menyambut konvoi.

Di pintu masuk Qasr Al Watan, Jokowi disambut oleh MBZ. Keduanya berjabat tangan dan berfoto bersama. Mereka kemudian berjalan melewati pasukan kerajaan sambil musik tradisional Al-Ayyala dimainkan. Beberapa anak juga menyambut kedua pemimpin tersebut.

Selanjutnya, lagu kebangsaan kedua negara diputar. Kedua pemimpin terlihat berdiri di antara bendera negara masing-masing. Di depan mereka berdiri barisan personel angkatan bersenjata UEA.

Jokowi dan MBZ menerima laporan dari komandan upacara dan melanjutkan dengan memeriksa pasukan. Kedua pemimpin kemudian memperkenalkan delegasi mereka.

Mereka kemudian mengadakan pertemuan bilateral dan mengumumkan beberapa nota kesepahaman dalam bidang energi, pariwisata, dan keuangan.

Jokowi juga menerima Order of Zayed, penghargaan sipil tertinggi UEA, dari MBZ.

Order of Zayed sebelumnya telah dianugerahkan kepada pemimpin dunia lainnya, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Menteri Pertahanan Indonesia dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

\”Saya sangat menghargai persahabatan dan kemitraan kita yang erat selama 10 tahun ini,\” kata Jokowi kepada MBZ.

Upacara sambutan kenegaraan ditutup dengan makan siang yang diselenggarakan oleh Presiden UEA.

Beberapa menteri Indonesia mendampingi Jokowi selama kunjungan ini, termasuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

MEMBACA  Pertempuran yang Terkait dengan Negara Islam Membunuh Setidaknya Dua Belas Warga Sipil di Kongo Timur