Djokovic menyebut Australian Open sebagai “rumah keduanya”, karena dominasinya selama bertahun-tahun, dan ini adalah tampilan yang menakjubkan ketika ia mengalahkan penantang muda terbaru di Rod Laver Arena.
Kemenangan ini berarti bahwa legenda tenis Serbia ini masih belum pernah kalah di Melbourne sejak kekalahan babak keempat dari Chung Hyeon dari Korea Selatan pada tahun 2018.
Dengan pertandingan dimulai sekitar pukul 17:00 waktu setempat dengan suhu 31°C, Djokovic dengan tenang menciptakan delapan peluang break point dalam set pembuka tetapi semakin gelisah karena tidak mampu memanfaatkannya.
Juara 24 kali turnamen Grand Slam ini – tampak kepanasan, sering menggunakan handuk es, dan berteriak kepada timnya – hampir dihukum ketika Fritz menciptakan dua set point saat skor 6-5 dengan pukulan forehand mengesankan di garis sisi lapangan.
Namun, Djokovic kembali mendapatkan ketenangannya untuk menyelamatkan kedua set point tersebut dan itu membuka peluang baginya untuk meraih kemenangan di tie-break.
Dibantu dengan Fritz yang gagal melakukan volley sederhana untuk skor 1-0, Djokovic dengan cepat menunjukkan kekuasaannya dan mengamankan set pembuka setelah 84 menit.
Petenis Amerika berusia 26 tahun ini, yang sebelumnya kalah dalam delapan pertemuan sebelumnya dengan Djokovic, memberikan perlawanan dengan gagah berani.
Break servis di game pertama set kedua, sebelum berhasil menahan tujuh peluang break point lagi, membuat Fritz berhasil menyamakan kedudukan.
Namun, Fritz mulai terganggu oleh masalah pada kakinya dan Djokovic, yang terlihat kuat ketika suhu mulai menurun, melakukan break dua kali untuk memenangkan set ketiga.
Sekarang sepenuhnya menguasai pertandingan, Djokovic tidak merasakan tekanan berarti pada servisnya dan ketika ia melakukan break untuk skor 4-2 di set keempat, pertandingan ini terlihat menuju akhir.
Fritz memberikan perlawanan sekali lagi, dengan segera menyamakan skor dengan merebut servis Djokovic, tetapi petenis Serbia ini melakukan break lagi sebelum menyelesaikan pertandingan dengan kuat.
“Konversi peluang break point saya sangat buruk tapi pada akhirnya saya berhasil melakukan break di saat yang penting di set ketiga dan keempat,” kata Djokovic.
“Saya meningkatkan permainan saya mungkin di pertengahan set ketiga hingga akhirnya.”