Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia memiliki jumlah perusahaan unicorn dan decacorn terbanyak di antara semua negara.
“Indonesia telah menjadi negara dengan jumlah unicorn dan decacorn terbanyak di antara negara lain. Hal ini juga didorong oleh upaya pemerintah untuk berintegrasi dengan negara-negara ASEAN untuk mendukung pengembangan perusahaan dan memperluas riset pasar,” ujar Hartarto dalam sebuah pernyataan dari kantornya pada Jumat (5 Juli).
Menteri tersebut menyampaikan pendapatnya saat menghadiri acara bertajuk “The Big Idea Forum CNN with Desi Anwar” pada Jumat.
Hartarto kemudian menyoroti bahwa kesuksesan Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 telah mengarah pada peluncuran Kesepakatan Kerangka Ekonomi Digital ASEAN (DEFA).
“DEFA membawa babak baru dalam integrasi ekonomi digital regional,” katanya.
Menteri tersebut mencatat bahwa DEFA diharapkan dapat meningkatkan investasi, inovasi, produktivitas, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan sektor UMKM.
Proyeksi menunjukkan bahwa ekonomi digital ASEAN, senilai US$1 triliun pada tahun 2030, dapat meningkat menjadi US$2 triliun berkat DEFA, ujar Hartarto.
Selain itu, Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya telah mengintegrasikan pembayaran dengan kebijakan Penyelesaian Mata Uang Lokal (LCS) melalui penggunaan QRIS.
Menteri kemudian menyoroti pentingnya keamanan data di tengah berbagai upaya digitalisasi.
Menteri tersebut menyatakan optimisme dalam mempercepat transformasi ekonomi menuju menjadi negara maju pada tahun 2045, didukung oleh peningkatan ekonomi nasional sekitar lima persen dan kemampuan untuk menjaga laju inflasi dalam kisaran target.
Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 320 juta penduduk dengan pendapatan per kapita sekitar US$26 ribu. Dengan demikian, ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai sekitar US$9 triliun, ujar Hartarto.
Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong peningkatan kinerja berbagai mesin pertumbuhan ekonomi, terutama di era digitalisasi.
Digitisasi berbagai industri akan dipercepat untuk menarik investasi ke negara ini.
Selain itu, Hartarto menyatakan bahwa pemerintah juga sedang melakukan berbagai upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif, termasuk melalui Program Pra-Pekerjaan, atau penyediaan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja yang telah mencapai 18 juta penerima manfaat.
Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam mendorong konektivitas yang sama dan mempercepat pembangunan infrastruktur digital.
“Kami telah melakukan beberapa upaya, seperti pembangunan jaringan serat optik Palapa Ring, pemanfaatan Satelit Multifungsi Satria untuk daerah tertinggal, perbatasan, dan terluar, dan yang terbaru, mengadopsi teknologi satelit Low Earth Orbit,” jelasnya.
Berita terkait: Indonesia dorong percepatan pengembangan ekonomi digital
Berita terkait: Harapkan jumlah unicorn bertambah: Menteri BUMN
Berita terkait: Menteri Plate berharap Indonesia memiliki decacorn lainnya segera
Translator: Bayu Saputra, Resinta Sulistiyandari
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2024