Wakil Presiden Ma’ruf Amin menekankan pentingnya pengembangan teknologi energi baru dan terbarukan untuk mengatasi perubahan iklim dan degradasi lingkungan.
Selama pertemuan Puncak Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 di Jakarta pada Jumat, ia mendorong upaya penelitian dan pengembangan yang ditujukan pada teknologi inovatif yang mampu memulihkan lahan yang terdegradasi dan mengantisipasi dampak perubahan iklim.
“Kita harus memajukan teknologi energi terbarukan, termasuk energi surya, angin, dan hidro, untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menyebabkan emisi gas rumah kaca,” kata beliau dalam sebuah video di saluran YouTube Sekretariat Wakil Presiden.
Amin menganggap perlu untuk membangun ekosistem transportasi ramah lingkungan, seperti kendaraan listrik, mobil hidrogen, dan sistem transportasi massal, sebagai cara efektif untuk meminimalkan emisi karbon.
Beliau mengajak semua pihak untuk berbagi tanggung jawab yang sama dalam mengatasi perubahan iklim, mengingat akuntabilitas historis, tingkat kerentanan, dan kapasitas masing-masing pihak.
“Perlu ada pendanaan khusus untuk mengatasi perubahan iklim dan transfer teknologi dari negara-negara beremisi tinggi ke negara-negara yang terdampak sebagai bagian dari tanggung jawab global,” katanya.
Amin juga menegaskan bahwa kebijakan perubahan iklim harus memprioritaskan kebutuhan dan kerentanan komunitas yang terpinggirkan.
Beliau juga menekankan pentingnya tata kelola lahan dan hutan yang kokoh.
“Perbanyak pengawasan terhadap kegiatan yang dapat memperburuk degradasi lahan dan pastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,” katanya.
Amin meminta untuk mengintegrasikan strategi restorasi lahan ke dalam kebijakan pembangunan nasional.
Beliau menyatakan bahwa dunia menghadapi tiga krisis global: perubahan iklim, kehilangan biodiversitas, dan polusi.
Emisi gas rumah kaca berkontribusi pada peningkatan suhu global, kejadian cuaca ekstrim, dan kenaikan permukaan laut.
“Kondisi ini menyebabkan kehilangan biodiversitas karena spesies kesulitan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang ekstrem,” katanya.
Berita terkait: Minyak dan gas tetap penting di tengah transisi energi global: Menteri
Berita terkait: Target campuran energi terbarukan masih 23%: Menteri Energi
Penerjemah: Benardy F, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024